Sunday, 26 February 2023

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2


Maya Fasindah

Calon Guru Penggerak Angkatan 6

Kegiatan Demonstrasi kontekstual di awali dengan menganalisis tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran murid dengan mengunakan pertanyaan -- pertanyaan pemandu sebagai berikut : 



Gunakan pertanyaan - pertanyaan di bawah ini untuk membantu menganalisis video. Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?
Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?
Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?
Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:

B
A
G
J

Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?
Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

Kira-kira apakah visi dari sekolah tempat guru dalam video tersebut mengabdi?

Terwujudnya sekolah yang amanah, unggul, mandiri, inovatif dalam menghasilkan lulusan kompeten, kolaboratif dan bertaqwa

Apakah prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video?

Prakarsa perubahan yang dilakukan guru tersebut adalah mewujudkan lingkungan belajar dalam hal ini kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk meningkatkan semangat belajar

Apakah Pertanyaan Utama dari kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut?

Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam meningkatkan semangat belajar peserta didik?

Kegiatan/tindakan apa yang dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan:

B

Buat pertanyaan (DEFINE)

Pertanyaan : 1. Bagaimana meningkatkan semangat belajar peserta didik?

Tindakan : Guru membicarakan dan mengali informasi dari berbagai sumber serta mebicarakan dengan rekan sejawat maupun kepala sekolah

Pertanyaan : 2. Bagimana mewujudkan kelas yang nyaman dan dan menyenangkan

Tindakan : Membuat pertanyaan pematik kepada siswa tentang kelas yang nyaman dan menyenangkan bagi kepada peserta didik berupa membuat pertanyaan "Penyemangat Belajar".

A

Ambil Pelajaran (DISCOVER)

Pertanyaan : 1. Kelas mana di sekolah ini yang sudah berhasil membuat kelas nyaman dan menyenangkan?

Tindakan : Mencari contoh nyata kelas yang sudah diatur menjadi kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk di observasi dan dikunjungi

Pertanyaan : 2. Bagimana mengatur kelas yang nyaman dan menyenangkan?

Tindakan : Mencari informasi tentang cara menjadikan kelas nyaman dan menyenangkan dengan mengindetifikasi bentuk pertanyaan pemandu kegitan tanya jawab dengan peserta didik sebagai berikut: a. Kegiatan apa yang dilakukan untuk mendapatkan kelas yang nyaman dan menyenangkan. b.Apa yang disukai siswa tentang kelas yang menyenangkan? dan mengiventarisasi kelas sendiri yang sudah baik dan menyenangkan.

C. G

Gali Mimpi (DREAM)

Pertanyaan : 1. Apakah yang dibayangkan tentang kelas yang nyaman dan menyenangkan?

Tindakan : Meminta siswa membayangkan dengan memejamkan mat akelas yang nyaman dan menyenangkan

Pertanyaan : 2. Kelas seperti apa yang di inginkan dan dimimpikan?

Tindakan : Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat di depan/diskusi kelompok untuk mengambarkan kelas yang nyaman dan menyenangkan

Pertanyaan : 3. Kelas yang nyaman dan menyenangkan seperti apa yang dapat meningkatkan semangat belajar?

Tindakan : Siswa mempresentasikan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan yang dapat meningkatkan semangat belajar dan guru mencatat seperti apa kelas nyaman dan menyenangkan yang di inginkan

D. J

Jabarkan Rencana (DESIGN)

Pertanyaan : 1. Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan sesuai impian dan berapa lama target waktu untuk mencapainya?

Tindakan : Berdiskusi serta berkolaborasi dalam mengiventarisasi hasil pemikiran /usulan dan membuat catatan khusus target yang ingin dicapai tentang kelas yang nyaman dan mnyenangkan sesuai impian peserta didik.

Pertanyaan : 2. Apa yang dibutuhkan dan dilakukan untuk mewujudkan kelas impian sesuai keinginan murid?

Tindakan : Guru membagi murid dalam beberapa kelompok dan memberikan tugas untuk masing -- masing kelompok serta berkolaborasi dengan rekan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan

E. A

ATUR EKSEKUSI (DELIVER)

Pertanyaan : 1. Kapan waktu untuk memulai dan siapa yang dilibatkan dalam penyusunan kelas yang nyaman dan menyenangkan?

Tindakan : Mengeksekusi Tindakan dengan membentuk kelompok kerja dengan tugas yang telah ditetapkan, pembagian tugas kelompok terdiri dari membersihkan kelas,membuat hiasan dinding,menyusun bangku dan buku juga memasang hiasan pada dinding dilanjutkan dengan memberikan semangat dan motivasi oleh guru.

Pertanyaan : 2. Siapa yang mengarahkan/memantau serta mendampingi dalam pelaksanaan dan memecahkan kesulitan dalam pelaksanaan mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan?

Tindakan : Guru melakukan pendampingan serta membantu penyelesain apabila ditemui kendala yang ditemui dan memberikan apresiasi kepada siswa setelah membuat ruang kelas menjadi nyaman dan menyenangkan.

Apa peran pemimpin yang tergambar dalam tayangan video?

· Guru menerapkan pendekatan berbasis aset karena guru fokus memanfaatkan aset dan kekuatan yang dimiliki oleh kelas

· Guru membayangkan kesusksesan yang akan diraih di masa depan

· Guru mampu mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya yang ada dan mampu membuat rencana berdasarkan visi dan kekuatan yang ada

· Guru mampu mewujudkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan seperti yang di impikan/di inginkan oleh guru dan peserta didik

Apa saja modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayangan video? lalu bagaimana pemanfataannya?

1.Modal Manusia

Contoh : Guru yang visioner, berjiwa pemimpin serta berfihak pada peserta didik

Pemanfaatan : Guru yang berpihak pada murid yang disertai dengan kolaborasi dengan murid yang mandiri dan kreatif dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan.

2. Modal Sosial

Contoh : Kolaboratif, keharmonisan, saling percaya, tujuan dan cita -cita yang sama

Pemanfaatan : Hubungan sosial dengan rekan sejawat dan murid sehingga bisa mewujudkan secara Bersama-sama tentang rencana yang baik.

3. Modal Fisik

Contoh : Ruang kelas, sarana prasarana (meja,kursi,papan tulis,hiasan dinding, Dsb)

Pemanfaatan : Adanya ruang kelas dan pendukungnya untuk diubah menjadi kelas yang nyaman dan menyenangkan

4. Modal Lingkungan/ Alam

Contoh : Sumber daya dan bahan -- bahan yang berasal dari alam

Pemanfaatan : Adanya kegiatan menghias kelas yang menggunakan beberapa bahan dari alam

5. Modal Finansial

Contoh : Pendanaan dari sekolah, sumbangsih wali murid dan guru

Pemanfaatan : Modal finansial dalam menyediakan peralatan dan bahan yang digunakan untuk menghias kelas sehingga mampu mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan


Demikianlah paparan saya dalam menganalisis video pada tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3. Semoga bermanfaat dan salam guru penggerak.





Tuesday, 21 February 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi

Maya Fasindah, M.Pd

CGP Angkatan 6 Kab. Kep. Meranti, Riau

Di dalam pelaksanaan jurnal refleksi dwimingguan modul 2.1 ini, saya menggunakan model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. Beliau adalah ahli pendidik dan fasilitator.

Model yang dikenalkan oleh beliau adalah sebagai berikut: Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).

1. Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.

3. Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

4. Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :

1. Facts /Peristiwa

Peristiwa

Pembelajaran pada modul ini adalah pembelajaran yang membuat saya merasa tertantang dengan materinya. Karena sebelum mempelajari modul ini saya sudah mempraktekan pembelajaran ini di kelas.

Terkait dengan kurikulum merdeka dan mencoba mengikuti apresiasi guru inspiratif tahun 2022. Meskipun belum terpilih diantara 20 besar namun saya merasa puas dengan kerja saya karena setidaknya saya penah mencobanya.

Sebelum memasuki materi pembelajaran berdiferensiasi ini, kegiatan diawali dengan pre-test dengan soal sebanyak 30 soal, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).

Modul ini benar-benar memberikan pemahaman bagi saya bagaimana sebenarnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi itu, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, terutama murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik.

Perasaan

Perasaan saya ketika mengikuti dan mempelajari modul ini saya semakin bersemangat dan terus mencoba di kelas-kelas yang lain, semakin dicoba saya semakin penasaran dan secara perlahan pembelajaran berdiferensiasi itu akan mengikuti kita dengan sendirinya.

Kerena anak kita kelompokan berdasarkan kebutuhan pembelajaran murid terkait minat dan bakat mereka yang nantinya akan terbukti minat dan bakat mereka baik itu secara audio, visual maupun kinestetik

Dengan keberagaman gaya belajar siswa maka seorang guru harus dapat memenuhi kebutuhan belajarnya begitu juga dalam menyajikan produk hasil belajar. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan hasil karyanya dalam berbagai hasil karya sesuai minat dan bakat siswa.

Pembelajaran

Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan besar dalam memahami pembelajaran berdiferensiasi ini adalah dengan cara memulai dari diri sendiri dan mengembangkan komunitas di masyarakat. Mulailah dari diri kita sendiri sebagai guru, kepala sekolah serta pemangku kepentingan sekolah. Adanya komunitas akan lebih menarik minat masyarakat Hal ini belum terlihat di lingkungan sekolah terutama peserta didik. Untuk itulah saya melakukan pengembangan pembelajaran yang berdiferensiasi, interaktif dan menyenangkan melalui Blog sebagai pemanfaatan literasi digital.

Dalam dunia pendidikan Blog merupakan media yang sangat mendukung untuk proses belajar mengajar karena Blog memudahkan guru dalam memberikan tugas terhadap siswa. Bagi siswa Blog dapat membantu siswa untuk menyalurkan kreatifitas menulis, mengasah kemampuan menulis, berbagi pengetahuan, personal branding, sebagai portofolio online, membangun kepercayaan, mempromosikan produk secara online, meningkatkan bisnis, membangun relasi antar penulis, sebagai pendapatan pasif (dari iklan), belajar hal-hal teknis, meningkatkan kemampuan SEO, menambah ilmu dan wawasan, mengekspresikan berbagai ide dan pikiran, menggiring opini, menyampaikan pendapat, dan dapat berpartisipasi di berbagai kontes menulis online.

Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.

Penerapan

Salah satu pengembangan pembelajaran yang saya terapkan dan kembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan litersi digital adalah Blog interaktif dengan jargon: Yuk Beli Sempolet (Yuk Belajar Interaktif, Sempurnakan Lewat Tulisan) dimana blog ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai media pembelajaran interaktif yang mana guru dan siswa dapat menggunakannya secara fleksibel dan dimana saja.

Blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif karena guru dan siswa dapat melakukan interaksi pada kolom komentar yang ada dan saling bertukar informasi melalui link menuju artikel yang sesuai dengan materi yang dibahas. Guru harus memberikan dorongan kepada pserta didik untuk membuat blog sehingga pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran menjadi lebih efektif.

Pemilik blog dapat memposting tulisan atau konten, gambar, maupun video secara online sehingga pengunjung dapat mendownload semua postingan yang masukkan ke blog. Membuat blog sangat gampang, tidak membutuhkan pengetahuan pemrograman yang sulit. Untuk mendaftar di blog, hanya membutuhkan email dan mengikuti beberapa Langkah yang bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Media blog memiliki sifat yang dinamis dan universal sehingga bisa diakses oleh siapa pun, dan di mana pun.


Semangat untuk kita semua bapak ibu guru, semangat merancang dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ya.. sampai ketemu di modul-modul berikutnya.





















Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif

Maya Fasindah, M.Pd

CGP Angkatan 6 Kab. Kep. Meranti, Riau

Assalamualaikum sahabat maya semuanya … apa kabarnya hari ini? Kali ini saya mau memaparkan jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.4 tentang budaya positif dengan menerapkan model 5 yaitu: Connection, challenge, concept, change (4C)

Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk
digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:
1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru
Penggerak?
2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang
Anda jalankan selama ini?
3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting
untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru
Penggerak?
4) Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini.

1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?

Sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) saya menyadari salah satu amanah yang harus saya lakukan adalah belajar serta membagikan ilmu yang sudah saya peroleh selama pendidikan ini.

Pada Modul 1.4 ini saya belajar tentang Budaya Positif, dimana pada modul ini saya belajar tentang bagaimana membangun Disiplin Positif, mengetahui Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, bagaimana menciptakan Keyakinan Kelas, mengetahui apa saja Kebutuhan Dasar Manusia, bagaimanan cara penyelesaian masalah menggunakan Segitiga Restitusi.

Lalu " Apa hubungan antara CGP dengan Budaya Positif ?" Sebagai CGP yang diharapkan nantinya mampu menggerakkan guru, komunitas dan lingkungan membuat perubahan pendidikan, maka CGP harus memulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekatnya, yaitu sekolah tempat CGP mengajar. CGP harus bisa menjadi pelopor penumbuhan maupun penguatan Budaya Positif di lingkungan tempat mengajar.

Menjadi guru biasa tidak sulit. Menjadi guru luar biasa juga tidak mudah, banyak hal-hal yang harus dipelajari baik itu masalah atitude, bagaimana mengajar di kelas, bagaimana mengatasi anak, bagaimana sehari-hari dengan anak, hal ini tentu saja harus ada pembiasaan positif. Sama halnya dalam bercocok tanam, kita telah memilih bibit unggul tentu saja tidak akan menyia-nyiakannya begitu saja, harus ada pembiasaan yang baik seperti memilih lahan yang tepat, menyiram serta membuang semua hama yang dapat menghambat proses pertumbuhan tanaman sehingga dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas nantinya. Sama halnya dengan murid mereka ibarat bibit unggul, jika guru menyia-nyiakannya, maka mereka tidak akan bertumbuh dan berkembang dengan baik.

2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?

Budaya Positif sebenarnya sudah di praktikkan di sekolah saya, namun setelah saya mempelajari Modul 1.4 ini ditambah setelah mendapat penguatan melalui Elaborasi Pemahaman, ternyata banyak hal terkait dengan Budaya Positif yang perlu saya perbaiki langkah dan strateginya.

Salah satu contohnya adalah tentang penghargaan, selama ini saya beranggapan bahwa penghargaan yang saya praktekkan akan mampu menuntun murid untuk termotivasi dan terbiasa disiplin, tapi ternyata penghargaan itu memiliki dampak yang sama dengan hukuman. Sama-sama akan menggiring anak pada identitas gagal, penghargaan hanya akan efektif untuk jangka pendek.

Begitu juga dengan hukuman, ternyata selama ini saya berada di posisi penghukum dan teman, ternyata kesemuanya itu adalah keliru. Sebagai guru, setidaknya saya harus berada pada posisi manajer, yaitu membantu permasalaham murid dengan menggunakan strategi segitiga restitusi terkait dengan keyakinan kelas. Selain itu suasana positif juga mendukung anak dalam proses pembelajaran.

Suasana yang positif tentu sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Sekolah adalah rumah kedua bagi mereka, begitu juga dengan guru dan orang-orang yang ada di lingkungan sekolah, menjadi orangtua kedua bagi mereka. Layaknya sang anak kerika berada di rumah tentulah rumah dalah satu-satunya tempat ternyaman sehingga mereka bisa berinteraksi dengan baik, mengeluarkan segala keluh kesah, mereka merasa bahwa sekolah adalah tempat menjalin hubungan kerja sama yang baik, saling meghargai, saling menghormati, mengerti akan tugas dan tanggung jawab mereka dan mereka paham bahwa sekolah dan belajar adalah tempat yang menyenangkan bukan beban bagi mereka.

3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?

Cukup banyak konsep penting dari Modul 1.4 yang harus saya pelajari dan kembangkan sebagai CGP antara lain, penyelesaian masalah dengan Restitusi. Seperti halnya pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa anak berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, karena itulah perlunya kita menyesuaikan diri di era digital ini.

Begitu juga dengan permasalahan dalam kelas/sekolah pasti akan selalu ada, disinilah tugas guru di uji bagaimana menemukan cara menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana menanyakan apa hal-hal yang psitif dan apa pula hal-hal yang negatif terkait keyakinan kelas yang telah disepakati bersama.

Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b sangat perlu saya kembangakan dalam perkembangan kompetensi guru penggerak.

Pelaksanaan pembelajaran itu antara lain:

a. interaktif;

b. inspiratif;

c. menyenangkan;

d. menantang;

e. memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan

f. memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

4) Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini.

Perubahan yang ingin saya lakukan dalam menumbuhkan Budaya Positif disekolah adalah menempatkan diri pda posisi kontrol Manajer, mengajak murid-murid untuk membentuk keyakinan kelas sebagai landasan merek dalam berprilaku, menyelesaikan segala permasalahan dengan langkah Segitiga Resitusi.

Memang tidak mudah untuk membuat suatu perubahan, namun Insyaalllah dengan keyakinan diri serta dukungan lingkungan, saya yakin secara bertahap proses penumbuhan Budaya Positif akan semakin baik.

Saya juga berharap pada diri saya untuk lebih menguasai IPTEK terkait metode pembelajaran berbasis IT, sehingga murid-murid dapat memanfaatkan tekhnologi dengan baik sehingga menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi mereka mengingat sekolah kami adalah sekolah kejuruan yang siap bekerja setelah tamat sekolah. Salah satunya dengan menjadi blogger dan penulis, saya akan berusaha membuka lapangan usaha yang mampu menghasilkan cuan bagi guru dan siswa jika mau mengembangkan skill nya dalam hal tulis menulis.

Melalui kegiatan dan bekal pemantapan ini, semoga saya benar-benar mampu menjalankan amanah guru penggerak yang luar biasa ini yang benar-benar mampu menggerakkan warga sekolah terutama menggerakkan hati mereka agar tidak terpaksa dan hanya melepas kewajiban saja. Mengingat guru yang mengajar tidak pernah lebih dari dua tahun, dan masih terindikasi pemimpin yang membedakan ras.

Sekian paparan saya dalam refleksi Dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak Modul 1.4 tentang Budaya Positif, semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada modul-modul berikutnya. 





















Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

Maya Fasindah, M.Pd

CGP Angkatan 6 Kab. Kep. Meranti, Riau

Tiap-tiap modul tentu saja berbeda pembelajaran serta pemahamannya. Di dalam pelaksanaan jurnal refleksi dwimingguan modul 1.3 ini, saya menggunakan model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. Beliau adalah ahli pendidik dan fasilitator.

Model yang dikenalkan oleh beliau adalah sebagai berikut: Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan). Untuk memudahkan memahaminya, 4F tersebut saya terjemahkan dalam bahasa pertanyaan, yakni 1) apa yang saya alami; 2) apa yang saya rasakan; 3) apa yang saya dapatkan; dan 4) apa yang akan saya lakukan.

1. Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.

3. Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

4. Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :

1. Facts /Peristiwa (Apa yang saya alami)

Saya mempelajari modul 1.3. dengan alur MERDEKA, yakni: Mulai dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman, koneksi antar materi dan aksi nyata.

Mulai dari diri kita diminta untuk meuliskan murid impian saya dimasa yang akan datang, yaitu mulai dari 5-10 tahun yang akan datang, eksplorasi konsep memaparkan mengenai paradigma inkuiri apresiatif sebagai pendekatan manajemen perubahan yang disebut BAGJA.

BAGJA, istilah baru yang saya dengar dengan semangat merdeka mengajar serta bersenang-senang dengan manajemen diri yang baru, luar biasa. Karena BAGJA, saya juga harus bermental BAJA( Belajar tanpa henti, Aplikasikan ilmu yang didapat, Jaga semangat sehingga menularkan pada guru lain, Ayo ... terus bergerak demi Indonesia. Merdeka!!!

Inkuiri Apresiatif ini saya umpakan seperti tubuh yang lengkap dan BAGJA adalah bagian dalam tubuh yang melengkapi sehingga terlihat sosok yang tampak sempurna. Jika Inkuiri Apresiatif ini tidak dilengkapi dengan BAGJA maka tubuh tidak akan bergerak, kita lah sebagai penggeraknya yang menggerakkan kemana tubuh itu akan berjalan dan apa saja yang akan dilakukannya, bermanfaat atau tidak.

Mashaa Allah semakin tercerahkan dengan adanya BAGJA ini. Saya semakin semangat dan sangat positif dengan perubahan diri saya nantinya. Karena dengan adanya BAGJA ini saya sebagai seorang guru sudah memiliki landasan yang kuat untuk tergerak, bergerak dan menggerakkan. Bismillah, Inshaa Allah lelah kita menjadi lilah. Aamiin...

Selanjutnya pada ruang kolaborasi, CGP diminta untuk masuk room virtual dan berdiskusi dengan anggota kelompok untuk membicarakan visi sekolah yang sesuai dengan imaji murid di masa depan, dan merancang BAGJA pada demonstrasi kontekastual.

Selanjutnya pada elaborasi pemahaman, saya diminta untuk menguatkan pemahaman mengenai visi guru penggerak. Dulu, visi hanya ditujukan pada instansi atau pemangku kepentingan saja. Sekarang guru juga memiliki hak untuk mengutarakan atau memimpikan bagaiamana murid yang ia impikan selama ini.

Saya mengharapkan murid yang beriman dan bertakwa, cerdas berkarakter, bernalar kritis, menjadi pemimpin pembelajaran dan mampu bersaing di dunia luar dengan mengembangkan bakat dan potensinya masing-masing serta mampu membuka usaha mengingat saat ini mereka duduk di bangku kejuruan.

2. Feeling/ perasaan (Apa yang saya rasakan)

Selama mempelajari Modul 1.3, saya merasakan adanya semangat yang membara dalam diri saya, terutama dalam perubahan diri saya. Dengan adanya pendidikan guru penggerak ini, saya lebih memahami apa yang harus saya lakukan terhadap diri saya, terutama tentang apa itu inkuiri apresiatif, prakarsa perubahan, dan tahapan BAGJA.

Saya bangga karena saya memiliki kesempatan untuk mempelajari materi yang sangat luar biasa dan sangat bermanfaat ini. Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP lain untuk membuat presentasi tentang pembuatan prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA. Saya juga sangat tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan di sela kesibukan saya sebagai guru di sekolah.

3. Findings/Pembelajaran ( Apa yang saya dapatkan)


Di Modul 1.3. saya mendapatkan materi tentang paradigma inkuiri apresiatif (IA), yakni pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Pendekatan IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi.

Untuk melakukan Prakarsa perubahan prositif menggunakan prinsip utama psikologi positif yang dapat memberikan kontribusi dan keberhasilan. Inkuiri Apresiatif merupakan suatu pendekatan untuk mencapai prakarsa perubahan dengan berfokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota yang menghasilkan kekuatan tertinggi yang bisa diterapkan melalui tahapan BAGJA (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi).

4. Future /Penerapan ( Apa yang akan saya laukan)

Setelah memahami materi dalam modul 1.3. tentang visi guru penggerak ini, saya akan menerapkan inkuiri apresiatif melalui BAGJA, untuk melaksanakan manajemen perubahan di sekolah saya. Saya akan membuat prakarsa perubahan untuk mewujudkan kebiasaan-kebiasaan baru yang tentunya akan mendorong peningkatan kualitas pembelajaran.

Ke depannya peningkatan kualitas pembelajaran itu akan lebih cepat dalam mewujudkan siswa dengan karakter profil pelajar Pancasila sesuai dengan visi yang sudah saya tuliskan yaitu “Mewujudkan Generasi Emas yang Bermoral Etika, Cerdas Berkarakter Serta Berbudaya Sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.”

Sekian paparan saya dalam refleksi Dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak, semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada modul-modul berikutnya. 

Silahkan klik Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4











Back to Top