1. Facts (Peristiwa):
Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?
2. Feelings (Perasaan):
Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami?
3. Findings (Pembelajaran):
Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut?
Apa umpan balik yang Anda dapatkan?
4. Future (Penerapan):
Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas?
Facts (Peristiwa): Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?
Seperti biasa pada modul-modul sebelumnya, calon guru penggerak wajib mengisi modul-modul yang telah tersedia di LMS dengan akronim MERDEKA yaitu: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.
Setelah alur belajar ini sampai pada Aksi Nyata, calon guru penggerak menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Sosial Emosional di kelas dan pembelajaran berdiferensiasi.
Sebelumnya saya telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memanfaatkan blog sebagai penggunaan literasi digital. Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini anak lebih fokus pada materi yang telah kita berikan dan mereka sangat antusias serta aktif dalam pembelajaran terlebih memanfaatkan blog sebagai media nya.
Selanjutnya CGP juga diminta untuk membuat RPP terkait PSE (Pembelajaran Sosial Emosional). Pada pembelajaran sosial emosional ini saya juga telah menerapkannya di dalam kelas hanya saja tidak dituangkan dalam RPP. Dan Alhamdulillah setelah mengikuti program pendidikan guru penggerak ini salah satu RPP dapat saya kembangkan menjadi pembelajaran berdiferensiasi dan PSE.
Berikut RPP yang telah saya buat.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Berdiferensiasi dengan menginterasikan Kompetensi dan Sosial Emosional
Materi : Artikel
Kelas/ Semester : XII/ Genap
Kompetensi Dasar :
Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca.
Menyusun opini dalam bentuk artikel
Tujuan pembelajaran :
1. Menganalisis dan mengonstruksi sebuah teks artikel dengan memerhatikan fakta dan kaidah kebahasaan.
2. Mengevaluasi dan menyusun informasi berupa fakta/ opini, dalam sebuah teks artikel yang dibaca secara lisan maupun tulisan.
HASIL PEMETAAN
Kelompok A
Murid telah memahami apa itu artikel dan membedakan mana yang opini dan mana yang fakta, dan siap untuk diberikan tantangan untuk menggunakan ragam penulisan artikel.
Kelompok B
Kelompok B
Murid yang belum sepenuhnya mampu membedakan mana artikel opini dan mana yang fakta.
Kelompok C
Kelompok C
Murid yang masih kesulitan memahami artikel yang termasuk fakta dan opini.
DIFERENSIASI PROSES
Kelompok A
DIFERENSIASI PROSES
Kelompok A
Murid diminta membuat blog melalui gawai maupun laptop yang telah mereka persiapkan terlebih dahulu dengan melihat tutorial dan penjelasan yang diberikan guru dan mulai menuliskan artikel mana yang mereka minati, apakah fakta atau opini. Mereka boleh menambahkan gambar-gambar dan video.
Kelompok B
Kelompok B
Murid diminta membaca artikel yang telah diberikan guru melalui link kemudian meminta mereka mengevaluasi artikel manakah yang masuk kedalam artikel fakta maupun opini, guru membantu mengarahkan mereka. Kemudian meminta mereka membuat blog dan menuliskannya ke dalam blog apa yang telah mereka pahami tentang artikel opini dan artikel fakta. Mereka boleh menambahkan gambar-gambar dan video.
Kelompok C
Kelompok C
Murid diminta membaca artikel yang diberikan guru melalui link yang telah dibedakan mana artikel opini dan mana artikel yang fakta. Guru memberikan penjelasan mendalam mengenai materi itu. Kemudian meminta mereka membuat blog dan menuliskannya ke dalam blog apa perbedaan artikel dalam bentuk fakta dan opini. Mereka boleh menambahkan gambar-gambar dan video.
DIFERENSIASI PRODUK
Murid dibebaskan menentukan dan memilih tulisan apa yang mereka tuliskan kedalam blog mengenai artikel.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran / Kelas / Semester
Materi Pokok / Alokasi Waktu
Kondisi Pembelajaran
SMK Kasih Maitreya – Selatpanjang
Bahasa Indonesia / XII (Dua Belas) / Genap
Teks Artikel / 8 x 45’
Belajar Tatap Muka
TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Menganalisis dan mengonstruksi sebuah teks artikel dengan memerhatikan fakta dan kaidah kebahasaan.
4. Mengevaluasi dan menyusun informasi berupa fakta/ opini, dalam sebuah teks artikel yang dibaca secara lisan maupun tulisan.
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
· Blog
· Lembar penilaian
· LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Gawai
· Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Orientasi: Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin, menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
2. Apersepsi: Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya, mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
3. Motivasi: Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi teks artikel dalam kehidupan sehari-hari, apabila materi/ tema/ proyek ini dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi teks artikel, menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung, dan mengajukan pertanyaan stimulus secara interaktif.
4. Pemberian Acuan: Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan yang sedang berlangsung, memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang sedang berlangsung, pembagian kelompok belajar (jika diperlukan), menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar.
KSE:1 Kesadaran diri (memahami emosi yang ada dalam diri) 2. Kesadaran Emosional (mengekspresikan rasa syukur)
Kegiatan
Inti / Utama
1. Literacy (Literasi): Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi teks artikel melalui pendekatan saintifik seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan mengolah informasi, mengomunikasikan.
KSE: manajemen diri (mengolah emosi dan pikiran)
2. Critical Thinking (Berpikir Kritis): Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan yang disajikan dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran
( Diferensiasi Proses)
KSE: Pengambilan keputusan bertangungjawab (menunjukkan rasa ingin tahu dan ketermpilan pikiran, belajar membuat keputusan beralasan/masuk diakal, setelah menganalisis informasi data dan fakta).
3. Collaboration (Kerja Sama): Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai teks artikel melalui blog yang telah mereka buat. ( Diferensiasi Produk)
KSE: manajemen diri (menggunakan keterampilan merancang)
4. Communication (Komunikasi): Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan dan menyampaikan hasil diskusi tentang teks artikel, mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang teks artikel dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan, bertanya atas presentasi tentang teks artikel yang dilakukan, dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
KSE: keterampilan berelasi (berkomunikasi dengan efektif)
Guru mengajak siswa untuk melakukan ice breaking dengan teknik STOP untuk memberikan penyegaran untuk mengembalikan konsentrasi siswa.
5. Creativity (Kreativitas): Peserta didik bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru menyampaikan beberapa pertanyaan pemicu kepada siswa berkaitan dengan teks artikel yang akan selesai dipelajari melalui permainan ular tangga.
KSE: 1 Keterampilan berelasi (mempraktikan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif), 2. Pengambilan keputusan bertangungjawab (menunjukkan rasa ingin tahu dan ketermpilan pikiran, belajar membuat keputusan beralasan/masuk diakal, setelah menganalisis informasi data dan fakta).
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik: Membuat ringkasan dengan bimbingan pendidik tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran teks artikel yang baru dilakukan, mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi teks artikel yang baru diselesaikan, mengagendakan materi atau tugas yang harus dipelajari pada pertemuan berikutnya.
KSE: manajemen diri (mengolah emosi dan pikiran)
2. Pendidik: memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai dan diberi paraf/ tanda serta diberi nomor urut peringkat, memberikan penghargaan pada kelompok yang memiliki kinerja dan kerja sama yang baik dalam kegiatan pembelajaran serta menyimpulkan pembelajaran melalui metode parodi yaitu menyanyikan lagu dengan lirik yang disesuaikan dengan materi pelajaran dengan lagu-lagu inla atau masa kini.
3. Guru bersama siswa mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup dan berdo’a
KSE: kesadaran sosial (mengekspresikan rasa syukur)
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
1. Kerja sama dalam menganalisis teks Artikel.
2. Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas membuat teks artikel
1. Menganalisis kaidah kebahasan teks artikel.
2. Menentukan struktur yang terdapat pada teks artikel.
1. Membuat teks artikel dengan memerhatikan kaidah penulisan, dan siap dikirimkan pada majalah atau Koran-koran yang sesuai dengan kepenulisan tsb
2. Mendemonstrasikan teks artikel dengan memerhatikan kaidah penulisan dan memperbaikinya secara bersama-sama apakah artikel tsb layak untuk diterbitkan atau tidak.
Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan
Penilaian Aspek Percakapan
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
Keterangan :
100 = Sangat Baik
50 = Kurang Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
Ternyata pembelajaran ini sangat penting dan berguna, bukan hanya bagi guru dan murid, tetapi juga bagi komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif bagi seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi sebenarnya memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
PSE berbasis kesadaran penuh (Mindfulness sosial emotional learning) dan Well Being merupakan latihan kesadaran penuh dalam kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Dalam PSE melahirkan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yaitu; Kesadaran diri, Pengelolaan diri, Kesadaran sosial, Keterampilan relasi, dan Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab.
Hal baik yang diperoleh dalam penerapan strategi Pembelajaran Sosial Emosional berbasis kesadaran penuh dan kondisi nyaman sehat dan bahagia (mindfulness and well being) di kelas sangat menarik dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.
Tidak mudah dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini, terkadang saya juga terpancing emosi karena tingkah laku siswa yang beraneka ragam dan banyak pertanyaan. Namun setelah mempelajari PSE ini, saya mencoba mempraktikkan latihan dengan berkesadaran penuh (mindfulness) yaitu STOP (Stop- Berhenti, Take e deep breathe- Tarik napas dalam, Observe- Amati, Proceed- Lanjutkan). Alhamdulillah sangat dahsyat, bisa meredam emosi negatif. Untung sekali adanya Pembelajaran sosial Emosional Berkesadaran penuh dan Well being ini, luar biasa.
Feelings (Perasaan): Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami?
Setelah mempelajari modul demi modul dan melakukan aksi nyata, saya lebih semangat dalam mengajar dan banyak ide yang bermunculan untuk perkembangan siswa. Materi demi materi saya pelajari ulang agar pembelajaran berfiferensiasi dan PSE ini maksimal saya lakukan, dan Alhamdulillah, ketika saya sering melakukan pembelejaran ini, tidak sulit untuk menyampaikan materi-materi berikutnya karena kita punya cara yang berbeda untuk setiap anak.
Meskipun lelah dan capek namun saya sangat senang melakukannya, terlebih ketika melihat wajah sumringah pada peserta didik saya yang biasanya mereka bosan dengan pelajaran saya namun kali ini pelajaran itu ditunggu karena mereka penasaran akan belajar apa berikutnya.
Waktu di kelas berkisar 3 x 40 menit dalam satu pertemuan, bukan hal yang mengenakkan bagi saya, untuk itu lah saya perlu banyak cara agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Saya melakukan pencairan suasana atau ice breaking dan pengelolaan kelas yang lebih menarik. Hasilnya saya lebih bersemangat karena anak juga bersemangat dalam belajar, semoga dengan PSE ini saya dapat mengajak bapak/ibu guru yang lain agar menerapkan ilmu PSE berkesadaran penuh dan well being dengan menuai hasil yang menggembirakan.
Findings (Pembelajaran): Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? Apa umpan balik yang Anda dapatkan?
Hal yang bermanfaat bagi saya adalah pelajaran yang berharga bagi diri saya, Alhamdulillah dapat mengendalikan emosi (kesadaran diri), saya lebih memahami kekuatan dan kelemahan diri saya, harus banyak belajar dan membangun kepercayaan diri, mampu mengelola marah, benci, jengkel, pada murid saya dengan tingkahnya yang bermacam-macam (manajemen diri).
Saya sudah paham tentang adanya perbedaan di antara murid-murid saya dan rasa cinta kasih itu perlahan muncul dengan sendirinya dan hal ini tidak mudah bagi saya. Saya berhasil mencintai mereka dengan keunikannya masing-masing (kesadaran sosial).
Penutup
Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis Kesadaran Penuh (MindfulnessBased Social Emotional Learning) dan Well Being adalah pembelajaran yang dilaksanakan secaara kolaboratif di sekolah dengan kesadaran penuh dalam kondisi sehat nyaman dan bahagia. Mindfulness and well being dapat dicapai dengan menerapkan latihan pernapasan STOP. PSE terdiri dari 5 KSE yakni, kesadaran diri,manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Menggunakan 3 teknik penerapan yaitu, rutin, terintegrasi dengan mata pelajaran, dan protocol.
Referensi:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Model Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak - Pendidikan Guru Penggerak, November 2022.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Paket Modul 2 Modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional. Pendidikan Guru Penggerak, Angkatan ke-6 tahun 2022.
DIFERENSIASI PRODUK
Murid dibebaskan menentukan dan memilih tulisan apa yang mereka tuliskan kedalam blog mengenai artikel.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran / Kelas / Semester
Materi Pokok / Alokasi Waktu
Kondisi Pembelajaran
SMK Kasih Maitreya – Selatpanjang
Bahasa Indonesia / XII (Dua Belas) / Genap
Teks Artikel / 8 x 45’
Belajar Tatap Muka
TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Menganalisis dan mengonstruksi sebuah teks artikel dengan memerhatikan fakta dan kaidah kebahasaan.
4. Mengevaluasi dan menyusun informasi berupa fakta/ opini, dalam sebuah teks artikel yang dibaca secara lisan maupun tulisan.
Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran
F. Media Pembelajaran
Media :
· Blog
· Lembar penilaian
· LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Gawai
· Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan
1. Orientasi: Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin, menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
2. Apersepsi: Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya, mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.
3. Motivasi: Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi teks artikel dalam kehidupan sehari-hari, apabila materi/ tema/ proyek ini dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi teks artikel, menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung, dan mengajukan pertanyaan stimulus secara interaktif.
4. Pemberian Acuan: Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan yang sedang berlangsung, memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang sedang berlangsung, pembagian kelompok belajar (jika diperlukan), menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar.
KSE:1 Kesadaran diri (memahami emosi yang ada dalam diri) 2. Kesadaran Emosional (mengekspresikan rasa syukur)
Kegiatan
Inti / Utama
1. Literacy (Literasi): Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi teks artikel melalui pendekatan saintifik seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan mengolah informasi, mengomunikasikan.
KSE: manajemen diri (mengolah emosi dan pikiran)
2. Critical Thinking (Berpikir Kritis): Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan yang disajikan dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran
( Diferensiasi Proses)
KSE: Pengambilan keputusan bertangungjawab (menunjukkan rasa ingin tahu dan ketermpilan pikiran, belajar membuat keputusan beralasan/masuk diakal, setelah menganalisis informasi data dan fakta).
3. Collaboration (Kerja Sama): Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai teks artikel melalui blog yang telah mereka buat. ( Diferensiasi Produk)
KSE: manajemen diri (menggunakan keterampilan merancang)
4. Communication (Komunikasi): Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan dan menyampaikan hasil diskusi tentang teks artikel, mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang teks artikel dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan, bertanya atas presentasi tentang teks artikel yang dilakukan, dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.
KSE: keterampilan berelasi (berkomunikasi dengan efektif)
Guru mengajak siswa untuk melakukan ice breaking dengan teknik STOP untuk memberikan penyegaran untuk mengembalikan konsentrasi siswa.
5. Creativity (Kreativitas): Peserta didik bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru menyampaikan beberapa pertanyaan pemicu kepada siswa berkaitan dengan teks artikel yang akan selesai dipelajari melalui permainan ular tangga.
KSE: 1 Keterampilan berelasi (mempraktikan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif), 2. Pengambilan keputusan bertangungjawab (menunjukkan rasa ingin tahu dan ketermpilan pikiran, belajar membuat keputusan beralasan/masuk diakal, setelah menganalisis informasi data dan fakta).
Kegiatan Penutup
1. Peserta didik: Membuat ringkasan dengan bimbingan pendidik tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran teks artikel yang baru dilakukan, mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi teks artikel yang baru diselesaikan, mengagendakan materi atau tugas yang harus dipelajari pada pertemuan berikutnya.
KSE: manajemen diri (mengolah emosi dan pikiran)
2. Pendidik: memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai dan diberi paraf/ tanda serta diberi nomor urut peringkat, memberikan penghargaan pada kelompok yang memiliki kinerja dan kerja sama yang baik dalam kegiatan pembelajaran serta menyimpulkan pembelajaran melalui metode parodi yaitu menyanyikan lagu dengan lirik yang disesuaikan dengan materi pelajaran dengan lagu-lagu inla atau masa kini.
3. Guru bersama siswa mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup dan berdo’a
KSE: kesadaran sosial (mengekspresikan rasa syukur)
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
1. Kerja sama dalam menganalisis teks Artikel.
2. Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas membuat teks artikel
1. Menganalisis kaidah kebahasan teks artikel.
2. Menentukan struktur yang terdapat pada teks artikel.
1. Membuat teks artikel dengan memerhatikan kaidah penulisan, dan siap dikirimkan pada majalah atau Koran-koran yang sesuai dengan kepenulisan tsb
2. Mendemonstrasikan teks artikel dengan memerhatikan kaidah penulisan dan memperbaikinya secara bersama-sama apakah artikel tsb layak untuk diterbitkan atau tidak.
Penilaian Hasil Pembelajaran
1. Teknik Penilaian (terlampir)
a. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
- Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
- Penilaian Teman Sebaya
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan
yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,0
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,0
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)
b. Pengetahuan
- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)
- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Praktek Monolog atau Dialog
Penilaian Aspek Percakapan
- Penugasan (Lihat Lampiran)
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas
rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan
penilaian.
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)
Instrumen Penilaian Diskusi
Keterangan :
100 = Sangat Baik
50 = Kurang Baik
- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)
- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)
- Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll
Instrumen Penilain
Ternyata pembelajaran ini sangat penting dan berguna, bukan hanya bagi guru dan murid, tetapi juga bagi komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif bagi seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi sebenarnya memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
PSE berbasis kesadaran penuh (Mindfulness sosial emotional learning) dan Well Being merupakan latihan kesadaran penuh dalam kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Dalam PSE melahirkan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yaitu; Kesadaran diri, Pengelolaan diri, Kesadaran sosial, Keterampilan relasi, dan Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab.
Hal baik yang diperoleh dalam penerapan strategi Pembelajaran Sosial Emosional berbasis kesadaran penuh dan kondisi nyaman sehat dan bahagia (mindfulness and well being) di kelas sangat menarik dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.
Tidak mudah dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini, terkadang saya juga terpancing emosi karena tingkah laku siswa yang beraneka ragam dan banyak pertanyaan. Namun setelah mempelajari PSE ini, saya mencoba mempraktikkan latihan dengan berkesadaran penuh (mindfulness) yaitu STOP (Stop- Berhenti, Take e deep breathe- Tarik napas dalam, Observe- Amati, Proceed- Lanjutkan). Alhamdulillah sangat dahsyat, bisa meredam emosi negatif. Untung sekali adanya Pembelajaran sosial Emosional Berkesadaran penuh dan Well being ini, luar biasa.
Feelings (Perasaan): Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami?
Setelah mempelajari modul demi modul dan melakukan aksi nyata, saya lebih semangat dalam mengajar dan banyak ide yang bermunculan untuk perkembangan siswa. Materi demi materi saya pelajari ulang agar pembelajaran berfiferensiasi dan PSE ini maksimal saya lakukan, dan Alhamdulillah, ketika saya sering melakukan pembelejaran ini, tidak sulit untuk menyampaikan materi-materi berikutnya karena kita punya cara yang berbeda untuk setiap anak.
Meskipun lelah dan capek namun saya sangat senang melakukannya, terlebih ketika melihat wajah sumringah pada peserta didik saya yang biasanya mereka bosan dengan pelajaran saya namun kali ini pelajaran itu ditunggu karena mereka penasaran akan belajar apa berikutnya.
Waktu di kelas berkisar 3 x 40 menit dalam satu pertemuan, bukan hal yang mengenakkan bagi saya, untuk itu lah saya perlu banyak cara agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Saya melakukan pencairan suasana atau ice breaking dan pengelolaan kelas yang lebih menarik. Hasilnya saya lebih bersemangat karena anak juga bersemangat dalam belajar, semoga dengan PSE ini saya dapat mengajak bapak/ibu guru yang lain agar menerapkan ilmu PSE berkesadaran penuh dan well being dengan menuai hasil yang menggembirakan.
Findings (Pembelajaran): Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? Apa umpan balik yang Anda dapatkan?
Hal yang bermanfaat bagi saya adalah pelajaran yang berharga bagi diri saya, Alhamdulillah dapat mengendalikan emosi (kesadaran diri), saya lebih memahami kekuatan dan kelemahan diri saya, harus banyak belajar dan membangun kepercayaan diri, mampu mengelola marah, benci, jengkel, pada murid saya dengan tingkahnya yang bermacam-macam (manajemen diri).
Saya sudah paham tentang adanya perbedaan di antara murid-murid saya dan rasa cinta kasih itu perlahan muncul dengan sendirinya dan hal ini tidak mudah bagi saya. Saya berhasil mencintai mereka dengan keunikannya masing-masing (kesadaran sosial).
Saya telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan hasilnya memuaskan. Murid-murid saya mampu belajar dengan baik dan mereka juga menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang mereka masing-masing berupa: membuat video, membuat tulisan dalam blog, membuat drama, pantun, bernyanyi, menari, dll.
Umpan balik yang saya dapatkan adalah mereka sekarang merasakan bahwa pelajaran saya itu menyenangkan dan selalu ada hal-hal baru yang membuat penasaran. Saya bersyukur sekali dengan adanya pendidikan guru penggerak ini. Mudah-mudahan saya dapat memahami dan menyelesaikan modul-modul berikutnya.
Saya pernah mendapati murid beradu mulut mengeluarka kata-kata yang tidak pantas di dengar, lalu saya meminta mereka menemui saya saat jam pulang sekolah.
Future (Penerapan): Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas?
Dalam menerapkan pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ini menggunakan tiga teknik, yaitu: Rutin, Terintegrasi dalam mata pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE secara rutin di sekolah dimasukkan dalam jadwal rutin yang dilakukan di sekolah, seperti apa yang telah dicapai murid selama pembelajaran berlangsung.
Penerapan PSE secara terintegrasi dengan mata pelajaran dihubungkan dengan penyelesaiaan kasus-kasus yang dialami oleh murid di kelas, di rumah atau di lingkungan sekitarnya. Sedangkan untuk penerapan PSE dalam lingkup protokol dapat diimplementasikan dalam bentuk tata tertib sekolah.
Yang ingin saya perbaiki adalah saya lebih mendalami potensi diri saya dalam hal pembelajaran sehingga literasi digital dan metode-metode pembelajaran yang lain dapat saya terapkan di kelas. Selain itu saya akan berkomunikasi dengan warga sekolah untuk melakukan hal yang sama agar mereka paham bahwa anak didik itu adalah generasi yang wajib dibina dan dibimbing agar terwujudnya profil pelajar pancasila dan cita-cita pendidikan Indonesia.
Umpan balik yang saya dapatkan adalah mereka sekarang merasakan bahwa pelajaran saya itu menyenangkan dan selalu ada hal-hal baru yang membuat penasaran. Saya bersyukur sekali dengan adanya pendidikan guru penggerak ini. Mudah-mudahan saya dapat memahami dan menyelesaikan modul-modul berikutnya.
Saya pernah mendapati murid beradu mulut mengeluarka kata-kata yang tidak pantas di dengar, lalu saya meminta mereka menemui saya saat jam pulang sekolah.
Future (Penerapan): Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas?
Dalam menerapkan pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ini menggunakan tiga teknik, yaitu: Rutin, Terintegrasi dalam mata pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE secara rutin di sekolah dimasukkan dalam jadwal rutin yang dilakukan di sekolah, seperti apa yang telah dicapai murid selama pembelajaran berlangsung.
Penerapan PSE secara terintegrasi dengan mata pelajaran dihubungkan dengan penyelesaiaan kasus-kasus yang dialami oleh murid di kelas, di rumah atau di lingkungan sekitarnya. Sedangkan untuk penerapan PSE dalam lingkup protokol dapat diimplementasikan dalam bentuk tata tertib sekolah.
Yang ingin saya perbaiki adalah saya lebih mendalami potensi diri saya dalam hal pembelajaran sehingga literasi digital dan metode-metode pembelajaran yang lain dapat saya terapkan di kelas. Selain itu saya akan berkomunikasi dengan warga sekolah untuk melakukan hal yang sama agar mereka paham bahwa anak didik itu adalah generasi yang wajib dibina dan dibimbing agar terwujudnya profil pelajar pancasila dan cita-cita pendidikan Indonesia.
Penutup
Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis Kesadaran Penuh (MindfulnessBased Social Emotional Learning) dan Well Being adalah pembelajaran yang dilaksanakan secaara kolaboratif di sekolah dengan kesadaran penuh dalam kondisi sehat nyaman dan bahagia. Mindfulness and well being dapat dicapai dengan menerapkan latihan pernapasan STOP. PSE terdiri dari 5 KSE yakni, kesadaran diri,manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Menggunakan 3 teknik penerapan yaitu, rutin, terintegrasi dengan mata pelajaran, dan protocol.
Referensi:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Model Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak - Pendidikan Guru Penggerak, November 2022.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Paket Modul 2 Modul 2.2
Pembelajaran Sosial dan Emosional. Pendidikan Guru Penggerak, Angkatan ke-6 tahun 2022.
Posting Komentar
Posting Komentar