..

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Pembelajaran berdiferensiasi

Posting Komentar

Maya Fasindah, M.Pd

CGP Angkatan 6 Kab. Kep. Meranti, Riau

Di dalam pelaksanaan jurnal refleksi dwimingguan modul 2.1 ini, saya menggunakan model 4F, yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. Beliau adalah ahli pendidik dan fasilitator.

Model yang dikenalkan oleh beliau adalah sebagai berikut: Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).

1. Facts (Peristiwa) : Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat aksi nyata ke dalam kelas ? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?

2. Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.

3. Findings (Pembelajaran) : Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini ? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?

4. Future (Penerapan) : Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan ? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?

Dibawah ini adalah hasil refleksi yang telah saya lakukan :

1. Facts /Peristiwa

Peristiwa

Pembelajaran pada modul ini adalah pembelajaran yang membuat saya merasa tertantang dengan materinya. Karena sebelum mempelajari modul ini saya sudah mempraktekan pembelajaran ini di kelas.

Terkait dengan kurikulum merdeka dan mencoba mengikuti apresiasi guru inspiratif tahun 2022. Meskipun belum terpilih diantara 20 besar namun saya merasa puas dengan kerja saya karena setidaknya saya penah mencobanya.

Sebelum memasuki materi pembelajaran berdiferensiasi ini, kegiatan diawali dengan pre-test dengan soal sebanyak 30 soal, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata).

Modul ini benar-benar memberikan pemahaman bagi saya bagaimana sebenarnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi itu, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari, dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, terutama murid. Setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik.

Perasaan

Perasaan saya ketika mengikuti dan mempelajari modul ini saya semakin bersemangat dan terus mencoba di kelas-kelas yang lain, semakin dicoba saya semakin penasaran dan secara perlahan pembelajaran berdiferensiasi itu akan mengikuti kita dengan sendirinya.

Kerena anak kita kelompokan berdasarkan kebutuhan pembelajaran murid terkait minat dan bakat mereka yang nantinya akan terbukti minat dan bakat mereka baik itu secara audio, visual maupun kinestetik

Dengan keberagaman gaya belajar siswa maka seorang guru harus dapat memenuhi kebutuhan belajarnya begitu juga dalam menyajikan produk hasil belajar. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan hasil karyanya dalam berbagai hasil karya sesuai minat dan bakat siswa.

Pembelajaran

Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan besar dalam memahami pembelajaran berdiferensiasi ini adalah dengan cara memulai dari diri sendiri dan mengembangkan komunitas di masyarakat. Mulailah dari diri kita sendiri sebagai guru, kepala sekolah serta pemangku kepentingan sekolah. Adanya komunitas akan lebih menarik minat masyarakat Hal ini belum terlihat di lingkungan sekolah terutama peserta didik. Untuk itulah saya melakukan pengembangan pembelajaran yang berdiferensiasi, interaktif dan menyenangkan melalui Blog sebagai pemanfaatan literasi digital.

Dalam dunia pendidikan Blog merupakan media yang sangat mendukung untuk proses belajar mengajar karena Blog memudahkan guru dalam memberikan tugas terhadap siswa. Bagi siswa Blog dapat membantu siswa untuk menyalurkan kreatifitas menulis, mengasah kemampuan menulis, berbagi pengetahuan, personal branding, sebagai portofolio online, membangun kepercayaan, mempromosikan produk secara online, meningkatkan bisnis, membangun relasi antar penulis, sebagai pendapatan pasif (dari iklan), belajar hal-hal teknis, meningkatkan kemampuan SEO, menambah ilmu dan wawasan, mengekspresikan berbagai ide dan pikiran, menggiring opini, menyampaikan pendapat, dan dapat berpartisipasi di berbagai kontes menulis online.

Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid. Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid; bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan didapatkan murid.

Penerapan

Salah satu pengembangan pembelajaran yang saya terapkan dan kembangkan sebagai upaya untuk meningkatkan litersi digital adalah Blog interaktif dengan jargon: Yuk Beli Sempolet (Yuk Belajar Interaktif, Sempurnakan Lewat Tulisan) dimana blog ini dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai media pembelajaran interaktif yang mana guru dan siswa dapat menggunakannya secara fleksibel dan dimana saja.

Blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran interaktif karena guru dan siswa dapat melakukan interaksi pada kolom komentar yang ada dan saling bertukar informasi melalui link menuju artikel yang sesuai dengan materi yang dibahas. Guru harus memberikan dorongan kepada pserta didik untuk membuat blog sehingga pemanfaatan blog sebagai media pembelajaran menjadi lebih efektif.

Pemilik blog dapat memposting tulisan atau konten, gambar, maupun video secara online sehingga pengunjung dapat mendownload semua postingan yang masukkan ke blog. Membuat blog sangat gampang, tidak membutuhkan pengetahuan pemrograman yang sulit. Untuk mendaftar di blog, hanya membutuhkan email dan mengikuti beberapa Langkah yang bisa dipelajari dalam waktu yang singkat. Media blog memiliki sifat yang dinamis dan universal sehingga bisa diakses oleh siapa pun, dan di mana pun.


Semangat untuk kita semua bapak ibu guru, semangat merancang dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ya.. sampai ketemu di modul-modul berikutnya.





















Maya Fasindah
Blog seorang guru dan alhamdulillah seorang penulis yang masih terus belajar dan belajar.

Related Posts

Posting Komentar