Oleh: Maya Fasindah, M.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
SMK Kasih Maitreya
Fasilitator : Bapak Zulkifli Hafid
Pengajar Praktik : Ibu Tri Sofia Yanreta
AssalamualaIkum wr wb.
Salam Guru Penggerak.
Model refleksi dwi mingguan kali ini adalah model
4F ( Fact/peristiwa, Feeling/perasaan, Findings/pembelajaran,
Future/penerapan)
Pada tanggal 28 Februari 2023, saya mulai
mempelajari modul 3.3. tentang “Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid.”
Di alur eksplorasi konsep yang saya dalami di bahas tentang kepemimpinan murid
atau sering juga disebut student agency. Saat murid memiliki kontrol atas apa
yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah,
maka murid akan memiliki apa yang disebut dengan “agency”. Agency dapat
diartikan sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan
arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya, di mana murid
mampu berperan sebagai pemimpin dalam pembelajarannya sendiri. dan murid
mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya sendiri. Murid
diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan dirinya sehingga kapasitasnya
dalam mengelola pembelajarannya sendiri dapat dimaksimalkan. Sehingga potensi
kepemimpinannya selalu berkembang menjadi lebih baik.
‘Kepemimpinan murid’ berkaitan dengan
pengembangan identitas dan rasa memiliki. Ketika murid mengembangkan agency,
mereka mengandalkan motivasi, harapan, efikasi diri, dan growth mindset
(pemahaman bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan) untuk menavigasi
diri mereka menuju kesejahteraan lahir batin (wellbeing). Hal inilah yang
kemudian memungkinkan mereka untuk bertindak dengan memiliki tujuan, yang
membimbing mereka untuk berkembang di masyarakat.
Pada saat murid menjadi pemimpin dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, secara tidak langsung mereka memiliki suara
(voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran
mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian
mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya
sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang
menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam
apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka
melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.
Selain itu, dalam modul ini juga terdapat materi
tentang 7 karakteristik lingkungan yang mendukung dalam pengelolaan program
yang berdampak pada murid yang meliputi:
1. Lingkungan yang
menyediakan kesempatan murid untuk menggunakan pola pikir positif dan merasakan
emosiyang positif
2. Lingkungan yang
mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan
bijaksana, dimana murid akan menjunjung tinggi nilai-nilai positif yang
didasari dengan nilai-nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah
3. Lingkungan yang melatih
keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik
maupun nonakademik
4. Lingkungan yang melatih
murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan
lingkungan disekitarnya
5. Lingkungan yang membuka
wawasan murid agar dapatmenentukan tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan
menindaklanjuti kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok
maupun golongan.
6. Lingkungan yang menempatkan
murid sebagai fokusnya sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri
7. Lingkungan yang menumbuhkan
daya lenting dan sikaptangguh murid untuk terus bangkit diberbagai kesempatan
Saya akan melakukan hal konrit nantinya untuk
mewujudkan 7 karakteristik lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid. Tindakan yang akan saya lakukan tentu dengan mempertimbangkan asset yang
ada seperti program blogerku karyaku dan diharapkan program yang akan
dikembangkan nanti dapat menumbuhkan kepemimpinan murid dan profil pelajar
Pancasila.
Perasaan yang saya rasakan setelah mempelajari
modul 3.3 ini adalah satu sisi saya merasa cemas dan ragu bisa
mengimplementasikan ilmu di modul ini. Namun, saya yakin karena masih ada alur
pembelajaran yang akan saya ikuti seperti kolaborasi bersama fasil dan CGP yang
lain serta elaborasi bersama instruktur akan membuat saya lebih mengerti isi
modul ini. Namun, disisi lain saya sangat senang dan bahagia karena selain
menambah ilmu pengetahuan, wawasan secara tidak langsung juga merubah sudut
pandang saya sebagai seorang pendidik.
Di modul ini saya memahami bahwasannya murid
seyogyanya diberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam
mengelola pembelajarannya sendiri sehingga potensi kepemimpinan murid tersebut
dapat muncul dan juga selalu berkembang lebih baik. Kita guru hanya sebagai
penuntun agar murid betul-betul menjadi insan cendikia yang memiliki profil
pelajar Pancasila.
Setelah mempelajari modul 3.3 ini saya berusaha
semaksimal mungkin untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,khususnya di
kelas pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia yang saya ampu. Saya akan
berusaha untuk dapat memberikan perubahan awal. Selain menerapkannya saya juga
akan berbagi praktik tersebut terhadap rekan sejawat di sekolah. Sehingga
terjalin kolaborasi dan kebersamaan. Dan harapan untuk membangun sekolah
sekolah yang berpusat pada murid dapat terwujud dengan usaha
bersama-sama.
Demikian refleksi saya setelah mempelajari modul
3.3 ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb
Posting Komentar
Posting Komentar