..

Dongeng Kontemporer-Mesin Cuci Pintar


Kegaduhan terjadi di dalam Mesin Cuci. Ketika Selimut tebal di masukkan ke dalamnya , sesame baju menepi.

“Minngir! Ada Selimut Tebal yang akan membungkus kita di sini!” teriak kaus.

Semua yang ada dalam Mesin Cuci segera minggir. Tudak ada yang mau berdekatan dengan Selimut Tebal.

“Ada apa denganku? Mengapa kalian minggir?”
Tidak ada yang menjawab. Selimut Tebal yang baru dimasukkan merasa keheranan, segera mencium badannya sendiri. memnag sudah sejak lama ia berada di kamar tamu kosong, sebab akhir-akhir ini tidak ada tamu yag datang menghampirinya. Selimut Tebal memang merasa badannya bau sekali.

“Aku tahu aku sangat bau, bukankah kalian juga baud an kotor sama sepertiku? Karena itulah kita berada di sini, di tempat yang sama. Lalu, apa salahku?” tanya Selimut Tebal heran. Tetap tidak ada yang menjawab. Selimut Tebal sedih.

“Bukankah kita berada di sini untuk dibersihkan? Kalau begitu aku saja yang minggir dari kalian.”

Akhirnya, Selimut Tebal menjauh dan berada paling sudut. Dia melihat Kaus, Kemeja, Kaus Kaki, Baju Tidur, mereka berkumpul dan membicarakan sesuatu.

“Bagaimana ini? Sebentar lagi air dan sabun akan menyatu dengan kita.”

“Kita harus segera menyingkirkannya. Apa kalian mau terbungkus olehnya dan tetap kotor?” kata Kaus menjelaslan.

“Lalu bagaimana? Tubuhku kecil dan ringan, tidak mungkin aku menyingkirkannya!” seru Kaus Kaki.

“Kita harus cepat memikirkannya,” lanjut Kemeja.

“Bagaimana denganmu, Baju Tidur? Apa kamu punya ide?” tanya Kaus.

Baju tidur hanya terdiam dan sesekali memperhatikan selimut. Untuk menghibur diri, Selimut Tebal bernyanyi sendirian. Malang betul dia, tidak ada yang mau berteman dengannya bahkan berdekatan saja enggan.

Selimut Tebal dan yang lain masih di dalam Mesein Cuci. Mereka heran, mengapa air dan sabun belum juga datang. Hari ke hari, satu per satu pakaian kotor kian bertambah, makin bertumpukan dalam mesin cuci.

“Aduh, mengapa kamu menutupi tubuhku?” tanya Kaus Kaki kesal.

“Maaf, di luar hujan deras, aku basah, kotor dan sangat bau sebab air selokan menyipratiku. Karena itu Ibu menggantiku dengan celana lain.” jelas Celana Jeans sedih.

“Ya, kamu sangat berat. Menjauh dariku sekarang!” seru Kaus Kaki kesal.

“Gara-gara kamu, kita semua jadi basah, huh, tambah bau,” kata kemeja.

Perlahan, Celana Jeans meningglkan mereka dan berada tepat di sebelah Selimut tebal. Tak berapa lama kemudian tiba-tiba Seprai datang menghampiri.

“Hai! Salam semuanya,” sapa Seprai. Seprai menatap Selimut Tebal yang bersedih di sudut msin cuci. “Apakah kamu sudah lama di sini?”

Selimut Tebal mengangguk, kembali bersedih. “Mereka menjauhiku, sama seperti Celana Jeans.”

Celana Jeans pun mengangguk, terlihat lusuh.”Harusnya kita tidak bersama mereka.”

“Kenapa? Tanya Selimut Tebal, tidak sabar mendapatkan jawaban.

“Karena mereka lebih cepat bersih dan kering disbanding kita. Selain itu bahan mereka tidak setebal kita,” jelas Seprai.

“Dan Celana Jeans bisa membuat tubuh kami berbintik hitam jika tidak langsung dicuci,” tambah Kaus.

“Seprai kemudian memanggil Celana Jeans agara mendekat. Panggilan Seprai tent saja membuat mereka menjerit.

“Jangan panggil dia!” teriak Kaus dan Baju Tidur hampir bersamaan. Celana Jeans menghentikan langkah.

“Ke sini saja! Mendekatlah dengan kami,” ajak Celana Jeans dan Selimut Tebal.

“Nah, lebih baik begitu,” kata Kaus Kaki.

Kaus, Baju Tidur, dan Kemeja saling berpelukan. Takut tubuhnya lembap dan berbintik hitam

“Selimut Tebal, seharusnya kita saling berdekatan. Tubuhmu lebar dan tebal sehingga dapat menyerap air di tubuh Celana Jeans dan kamu tidak akan berbintik hitam. Begitu juga denganku, tubuhku memanglembut jika disbanding dengan kalian,” jelas Seprai.

Kaus dan Baju Tidur mengangguk mengerti.

“Tapi ada yang mengatakan kalau Selimut Tebal ataupun Seprai jika dicuci bersamaan dengan kami, kami tidak akan bersih dan tergulung badan kalian,” jelas Kemeja.

“Ya, kamu memang tidak salah, kemeja. Seharusnya kami tidak berada di sini bersaman dengan kalian. Seharusnya memang dipisah. Kalian sesame tubuh ringan, kecil, akan lebih ceoat bersih,” jelas Seprai.

Mendengar penjelasan Seprai, Kaus Kaki merasa lega karena ia tidak akan cepat rusak dan dapat di pakai kembali.

“Kalau begitu, kita harus cepat-cepat dikeluarkan dari sini. Semoga Ibu menyadari bahwa kita tidak bisa di cuci bersamaan dengan mereka,” kata Selimut Tebal.

“Maaf, ya, kami membuat kalian resah,” kata Selimut Tebal.

Selimut Tebal, Seprai dan Celana Jeans mengulurkan tangan, meminta maaf kepada Kaus, Baju Tidur, Kemeja dan Kaus Kaki. Mereka pun saling bermaafan.

Tidak lama kemudian, Ibu datang dan menyadari bahwa Selimut Tebal, Seprai dan Celana Jeans harus di[isahkan. Akhirnya Ibu mengambil mereka dan memisahkan di tempat lain. setelah itu Ibu memberi detergen dan air untuk mencuci ysng ringan terlebih dahulu. Mereka sangat bahagia akhirnya bersih dan wangi sehingga dapat digunakan lagi.






Maya Fasindah
Blog seorang guru dan alhamdulillah seorang penulis yang masih terus belajar dan belajar.

Related Posts

11 komentar

  1. Hihi keren ya bisa kepikiran ide ini

    BalasHapus
  2. Cerita yg sangat menarik sekali.
    Selimut tebal akhirnya wangi kembali :)

    BalasHapus
  3. Idenya menarik banget mba .. kreatif dah emang bu guru yang satu ini...

    BalasHapus
  4. Wah ... saya baru tau kalau seperti ini namanya dongeng kontemporer. Wawasan baru :)

    BalasHapus
  5. Ya ampun seru juga kehidupan singkat didalam mesin cuci ternyata... Hehehe

    BalasHapus
  6. hehheehhe.... jadi kalau nyuci, di pisa ya temans biar mereka tak berisik di dalam meson cuci..hhhehe

    BalasHapus
  7. pov nya keren nih, bisa aja idenya mbak May

    BalasHapus
  8. Baru tahu klo ini namanya dongeng kontemporer kak, bagus sih ide ceritanya

    BalasHapus
  9. Akhir cerita yang indah. Bermaafan. BTW saya jadi terinspirasi dari cerita selimut tebal dan kawan-kawannya ini. Ingin membuat jenis cerita yang sama hehe. Makasih kak Maya

    BalasHapus
  10. Keren sekali ide tulisannya kak. Baru pertama kali baca cerita seperti ini. Dapat ilmu baru lagi kak. Terimakasih kak.

    BalasHapus

Posting Komentar