..

Cari Tahu Fiksi Mini Yuk…

1 komentar



Tak Kenal Maka Tak Tahu

Fiksi mini, adalah karya fiksi yang sangat singkat bahkan lebih ringkas daripada cerita pendek. Tidak ada ukuran yang jelas seberapa panjang sebuah fiksi mini sebenarnya, namun panjang fiksi mini rata-rata berkisar antara 250 hingga 1.000 kata, jelas berbeda dengan cerita pendek yang umumnya di atas 1.000 sampai 10.000 kata. Bahkan seiring dengan berjalannya waktu, muncul beberapa tulisan fiksi mini yang lebih pendek dari 250 kata. Terbayang apa yang bisa ditulis dengan kurang dari 250 kata? Sulit? Nyatanya, fiksi mini kurang dari 250 kata sangat populer dan banyak penulis yang menggeluti jenis tulisan ini.
Walaupun Fiksi Mini itu terkenal dengan istilah ‘pendek’nya, namun cakupan isi yang terdapat dalam Fiksi Mini itu sangat jelas/utuh. Fiksi Mini juga memiliki unsur pembangun sama seperti jenis prosa fiksi lainnya, ada tema, amanat, alur, tokoh, penokohan, latar, gaya bahasa, dan sudut pandang.

Di Indonesia sendiri, penyebutan untuk Flash Fiction ini bermacam-macam. Ada yang menyebutnya fiksi mini (fikmin), cerita mini (cermin), cerita kilat, bahkan hingga cerpen singkat. Apapun penyebutannya, tetap merujuk pada satu jenis tulisan yang sama. Cukup banyak dari kita yang sudah sering mendengar tentang jenis tulisan ini, bukan? Namun apakah kita sudah benar-benar paham apa itu fiksi mini?

Tips Membuat Fiksi Mini

1. Tentukan Tema

Mulailah dengan menemukan ide-ide menarik dari pengalaman sehari-hari maupun imajinasi yang terlintas di pikiranmu. Kembangkan ide yang kamu dapat menjadi sebuah tema yang menarik.

2. Fokus pada inti cerita

Kembangkan cerita yang akan ditulis dan pikirkanlah cerita seperlunya saja. Tidak perlu membuat cerita yang terlalu mendetailkan kejadian, baik alur, penokohan, konflik, dan lain-lain. Ingatlah pembatasan karakter yang sudah ditentukan.

3. Mulai Menulis

Tuliskan berdasarkan pemikiran-pemikiran dan ide yang ditemukan. Tuangkan tulisanmu dengan baik tanpa keragu-raguan.

4. Editing

Baca ulang keseluruhan naskah yang sudah kamu buat. Buanglah kalimat yang hanya berfungsi menerangkan, ganti dengan kata-kata yang lebih umum dan memiliki pemaknaan yang jelas. Edit dan perbaiki ejaan yang salah.

Contoh Fiksi Mini

Judul: Damar Markah

Oleh: Maya Fasindah

“Ndok, beberapa hari lagi kamu akan menempuh hidup baru, menikah itu ibarat tanaman perlu di pupuk dan dirawat agar hasilnya bagus. Pupuk itu kasih sayang yang tidak boleh hilang, siramilah tanamanmu dengan ujaran yang lembut, pada akhirnya berbuah dan bermanfaat.” Jelas Ibu sembari mengoleskan minyak kelapa di rambutku.

“Ya Bu.”

Aku hanya bisa menjawab sebatas itu sebab saat ini pasti Ibu sedang menahan sakitnya. Beliau memang sudah lama sakit dan menginginkanku cepat menikah. Ku turuti saja permintaan Beliau, toh itu juga pilihanku.

“Ibu hanya bisa memberikan ini.” Sebuah damar yang terbuat dari tanah liat.

“Damar?”

Aku mengerutkan kening, bertanya dalam hati ini buat apa?

Ibu tersenyum dan menyuruhku menyimpannya.

“Simpan di tempat yang mudah dijangkau ya Ndok, nanti kamu juga tahu itu untuk apa.”

Meski aku masih bingung tetapi tetap ku indahkan kata-kata Ibu.

Alhamdulillah pernikahanku berjalan lancar, haru, sedih, senang, semuanya bercampur aduk. Tibalah saatnya, aku berpamitan pada Ibu demi baktiku pada suami. Damar pemberian Ibu ku bawa bersama foto keluarga.

“Aku pamit Bu, Ibu sehat-sehat ya.” Sembari mencium tangannya.

Ibu memeluk ku dengan hangat dan berbisik “Hidupkan Damarnya saat memasuki rumah barumu nanti ya Ndok.”

Aku mengangguk kan kepala pertanda menyetujui ucapannya dan meneteskan air mata.




Sekian dulu shabat maya semuanya, semoga bermanfaat....





















Maya Fasindah
Blog seorang guru dan alhamdulillah seorang penulis yang masih terus belajar dan belajar.

Related Posts

1 komentar

  1. wahh, baru dengar ada fiksi mini.. btw mbak tuh damar fungsinya apa ya dihidupkan saat memasuki rumah baru? kayak ada mitos mitos gitu ya. Terus apakah fiksi mini ini endingnya memang sengaja dibuat gantung ya mbak? buat menarik penasaran pembaca.. hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar