Wednesday, 28 December 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak



Maya Fasindah, M.Pd

CGP Angkatan 6 Kab. Kep. Meranti, Riau



Description

Mulai Dari Diri, Eksplorasi Konsep, Demonstrasi Kontekstual sampai Aksi nyata.

Setelah mempelajari dan mulai memahami modul 1.1 mengenai pendidikan dan tujuan pendidikan yang diharapkan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara, selanjutnya CGP masuk dalam modu 1.2 untuk memahami pembelajaran berikutnya. Di dalam modul 1.2 ini, kita diajak untuk membuat diagram trapesium usia.


Dalam diagram trapesium ini, kita diharapkan mampu memaparkan hal-hal yang telah terjadi dalam diri kita serta harapan kita dimasa pension ini. Hal lain juga kita memaparkan bagaimana peristwa positif dan negatif yang telah kita alami selama masa sekolah. Dan nantinya sebagai guru penggerak kita mampu mengarahakan anak ke hal-hal positif terkait peristiwa positif dan negatif yang telah mereka alami.

Oleh karena itu, hendaknya kita dapat dijadikan role model bagi peserta didik sehingga Tindakan, perkataan dan perbuatan yang kita lakukan, akan menjadi sebuah contoh suri tauladan bagi mereka. Seperti pemikiran Ki Hajar Dewantara, guru memberikan keteladanan dalam bertindak, bertutur, membangun keinginan siswa untuk berbuat sesuatu (kreatif dan inovatif), selanjutnya guru mendorong dan memotivasi peserta didik.

Selanjutnya CGP belajar mandiri untuk memahami konsep materi, mengenai bagaiman cara kerja otak, 5 kebutuhan dasar manusia, tahap kumbuh kembang anak, profil pelajar Pancasila, serta nilai dan peran guru penggerak.

Pada tanggal 15 September , kami belajar di ruang kolaborasi yaitu diskusi mandiri bersama Fasilitator Bapak Zulkifli serta di dampingi oleh Ibu Tri Sovia Yanreta selaku PP. Didalam kegiatan tersebut kami dibagi lagi menjadi kelompok kecil. Diskusi dilanjutkan keesokan hari nya yaitu pada tanggal 16 September 2022 dengan agenda presentasi hasil diskusi antarkelompok yaitu menentukan nilai guru penggerak yaitu berupa kolaboratif dengan rancangan berupa upaya mengkolaborasikan kekuatan dari nilai guru penggerak. Pada sesi ini kami juga menulis surat terima kasih untuk teman satu kelompok yang mengispirasi. Dan saya memilih Ibu Sri Yulita sebagai teman yang sangat mengispiratifsaya untuk lebih belajar lebih maju dan inovatif.

Kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tanggal 19 dan 20 September dimana saya diminta untuk membuat gambaran diri sebagai guru penggerak di masa depan. Dilanjutkan dengan Elaborasi pemahaman pada tanggal 22 September dengan Bapak Mualip selaku Instruktur. Beliau menyampaikan materi tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak dengan luar biasa sampai pada akhirnya saya melanjutkan untuk menyusun kegiatan aksi nyata. Kegiatan apa yang saya lakukan untuk diimplementasi dari hasil belajar modul 1.2 ini.

Examination

Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan baik belajar secara mandiri maupun diskusi secara virtual, akhirnya saya memahami bagaimana nilai dan peran guru penggerak. Guru penggerak harus memiliki nilai inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa dan mandiri. Peran guru penggerak yaitu mampu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas baik di sekolah maupun lingkungan sekolah, mampu berkolaborasi dengan rekan dan membimbing rekan di sekolah, dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid. Semua peran tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada trilogy Pendidikan menurut KHD yaitu, ing ngarso sang tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Nilai guru penggerak tersebut sebelumnya masih belum saya lakukan dengan optimal misalnya pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya pembelajaran yang saya lakukan masih berfokus pada bagaimana anak menyelesaikan soal-soal ujian. Tetapi dengan mempelajari modul 1.2 ini saya memahami bahwa pembelajaran harus berpihak pada siswa. Pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan kodrat anak.

Articulation of Learning

Dalam modul ini banyak sekali hal-hal yang harus dipelajari terkait nilai dan peran guru penggerak. Hal ini terlihat pada saat saya mempelajari materi dimana seseorang yang sedang menaiki ekskalator dengan posisi eskalator turun, ini berkaitan tentang bagaimana cara kerja otak, yaitu sistem berfikir cepat dan berfikir lambat, bagaimanapun saya sebagai calon guru penggerak harus mampu menumbuhkan sesuatu hal yang baik, meskipun itu tidak mudah.

Sebagai seorang calon guru penggerak, saya harus memulainya dari diri saya dengan meningkatkan kompetensi guru penggerak sebagai modal awal melakukan perubahan. Dengan modal nilai dan kompetensi yang dimiliki, tentunya kita mampu berperan serta berkolaborasi dengan siapapun yang ingin memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Setelah memahami Modul 1.2 ini, saya semakin mengerti peran saya sebagai seorang guru penggerak nantinya, serta memahami bagaimana nilai-nilai tersebut menguatkan peran guru penggerak dalam membawa perubahan di sekolah.

Guru harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat serta mampu mewujudkan kepemimpinan murid yang dalam hal ini kita harus mampu memahami kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari: kebutuhan bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan, kebebasan dan kesenangan, serta bagaimana tahap tumbuh kembang anak. Bahwa setiap anak memiliki cara pandang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Kemudian di modul juga menjelaskan diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Fenomena gunung es di lautan dapat menggambarkan apa yang terlihat di permukaan tidak dapat menggambarkan apa yang ada di dalam laut. Fenomena ini dapat digunakan untuk membuat perumpamaan karakter. Karakter yang terlihat hanya 12% sedangkan 88% tidak terlihat. Karakter yang terlihat didasari oleh perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.

Untuk menumbuhkan karakter perlu ada pengkondisian dan pembiasaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan keteladanan dan system/ aturan yang konsisten. Karakter yang baik pada siswa bisa kita tuntun dengan berpedoman pada trilogi Pendidikan menurut KHD yaitu dengan memberi tauladan, memotivasi dan mendorong siswa untuk menumbuhkan karakter.

Materi yang sudah dipelajari tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak. Saya harus mampu menjadi:
Pemimpin pembelajaran: menyusun desain pembelajaran, membuat asesmen dan melakukan refleksi pembelajaran di setiap pembelajaran yang dilakukan. Menyusun pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa, membuat refleksi atau evaluasi sebagai perbaikan pembelajaran berikutnya, dan dalam pembelajaran yang saya lakukan harus berpihak pada siswa sesuai dengan karakteristik siswa agar tujuan Pendidikan dalam memerdekakan anak bisa terwujud.


Menjadi coach bagi guru lain: memberikan bimbingan atau pendampingan ke rekan guru serumpun untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Hal ini dilakukan dengan adanya supervisi mata pelajaran serumpun, sehingga saya bisa melakukan pendampingan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, dan melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan optimal maka saya sendiri juga harus mandiri, yaitu belajar untuk meningkatkan kompetensi diri. 


Mendorong kolaborasi:bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran. Kegiatan supervisi juga dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran sehingga saya dan rekan guru bekerjasama untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu saya juga bekerjasama denga guru serumpun untuk melaksanakan kegiatan proyek pembelajaran. 


Mewujudan kepemimpinan murid: dalam pembelajaran saya mendesain sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa sehingga siswa bisa belajar dengan menyenangkan. Siswa akan aktif dalam pembelajaran sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Saya sebagai guru hanya menuntun siswa untuk pembelajaran di kelas. 


Menggerakkan komunitas praktisi: dengan mengaktifkan komunitas belajar di sekolah, dimana guru mendiseminasikan hal baru yang di dapat di setiap mengikuti pelatihan atau workshop. Saya akan berkolaborasi denga rekan untuk membagikan praktik baik yang sudah dilakukan dalam pembelajaran sehingga bisa dijadikan referensi rekan di sekolah.

Demikianlah hal-hal yang dapat saya paparkan pada jurnal refleksi modul 1.2 ini, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi contoh bagi guru-guru di Indonesia. 

Silahkan klik untuk Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak


Thursday, 8 December 2022

Mulai Dari Diri Modul 2.3



Pada modul coaching untuk supervisi akademik. Pembelajaran dimulai dari diri Sendiri. Sebagai seorang guru, Saya adalah seorang pemimpin pembelajaran. Dalam perjalanan Saya sebagai seorang guru, tentunya Saya pernah mendapatkan pengalaman terkait dengan supervisi akademik sebagai salah satu cara pengembangan kompetensi diri Saya.

Pada sesi mulai dari dari diri ini, Saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif terkait supervisi akademik dan pengembangan kompetensi diri.

Pertanyaan-pertanyaan reflektif sesi mulai dari diri

Selama menjadi guru, tentunya pembelajaran Anda pernah diobservasi atau disupervisi oleh kepala sekolah Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika diobservasi?

Selama Saya menjadi guru tentu Saya pernah diobservasi atau disupervisi oleh Kepala Sekolah. Perasaan saat Saya pada awal disupevisi adalah Saya merasa cemas, gugup, dan grogi karena ada seseorang yang memperhatikan cara Saya mengajar atau ada yang menilai perangkat pembelajaran yang Saya buat. Ada kekehawatiran apakah pembelajaran Saya sudah baik, apakah perangkat pembelajaran Saya sudah baik dan benar, apakah pembelajaran Saya sesuai dengan rencana yang Saya buat, dan apakah Kepala Sekolah menyukai cara Saya mengajar dan sekelumit ketakutan lainnya. Namun sembari berjalanya waktu Saya bisa mengontrol diri Saya, sehingga pembelajaran yang disupervisi berjalan dengan baik. Banyak hal yang Saya temukan ketika disupervisi, utamanya untuk perbaikan pembelajaran Saya kedepannya. Refleksi diri sendiri atau pun bersama murid terkadang mungkin ada hal yang luput dari penglihatan. Dengan adanya penglihatan orang ketiga, dalam hal ini Kepala sekolah tentu menjadi bahan motivasi diri untuk perbaikan ke depan.

Ceritakan pengalaman Anda saat observasi dan pasca kegiatan observasi tersebut.

Pengalaman Saya saat diobservasi dalam kelas adalah Kepala Sekolah duduk di belakang memperhatikan Saya mengajar. Selesai pembelajaran, Kepala Sekolah memberikan masukan untuk perbaikan pembelajaran kedepannya. Pada waktu itu, ketika Saya mengajar Saya lupa memberi tahu tujuan pembelajaran. Kepala Sekolah memberitahu perlu menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran supaya murid tahu muara pemebelajaran ini sampai dimana. Pasca obeservasi tersebut Saya berusaha memperbaiki diri. Dalam pembelajaran di kelas Saya menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal kegiatan.

Menurut Anda, bagaimanakah proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu diri Anda berkembang sebagai seorang pendidik?

Proses supervisi akademik yang ideal yang dapat membantu Saya berkembang adalah ketika supervisi dilakukan secara berkala dan bertahap. Dimulai dengan mensupervisi perangkat pembelajaran yang berisi rencana pembelajaran, LKPD, sumber belajar, serta alat evaluasi. Supervisi selanjutnya berupa supervisi pembelajaran dikelas, dan selanjutnya mensupervisi hasil refleksi pembelajaran Saya. Dengan mempertimbangkan semua kondisi hal ini idealnya dilakukan 1 kali per tahun. supervisi yang bekelanjutan dapat menjaga semangat seorang guru, perbaikan pembelajaran, dan membuat guru terus belajar.

Menurut Anda, jika Anda saat ini menjadi seorang kepala sekolah yang perlu melakukan supervisi, dimana posisi Anda sehubungan dengan gambaran ideal di atas dari skala 1 s/d 10? Situasi belum ideal 1 dan situasi ideal 10.

Mungkin diposisi 6 :) Saya merasa perlu pengalaman dan ilmu jika diposisi mensupervisi. Karena ketika kita memberi masukan perbaikan, tentunya kita harus bercermin dulu ke dalam diri. Dan diri Saya masih banyak kurang dan perlu terus belajar menjadi lebih baik lagi.

Aspek apa saja yang Anda butuhkan untuk dapat mencapai situasi ideal itu?
Ilmu atau teknik coaching untuk supervisi akademik
Mengenai keilmuan pedagogik yaitu mengenai rencana, pelaksanaan, evaluasi, bahkan refleksi dalam pembelajaran. Sehingga mengetahui model/metode/strategi pembelajaran tertentu tepat nya digunakan saat apa. Atau alat evalusi tertentu itu sebaiknya digunakan saat apa dll.
Kompetensi sosial emosional

Setelah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan reflektif, tuliskan harapan Anda terkait modul ini:
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

Merujuk dari pertanyaan refleksi diatas, harapan yang ingin Saya lihat pada diri Saya sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul adalah Saya menjadi tahu ilmu mencoching untuk supervisi akademik dan Saya bisa menerapkannya untuk perbaikan pembelajarani Saya maupun rekan sejawat di sekolah.

kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini adalah materi lengkap menngenai supervisi dan contoh praktik supervisi yang baik. Tentunya pembelajaran pada modul ini memberi maanfaat untuk diri Saya sendiri, memberikan dampak positif pada murid saya, dan semoga Saya bisa berbagi praktik baik dengan rekan sejawat di sekolah khususnya dan rekan guru diluar sekolah.

Semoga Bermanfaat ya 

Untuk lebih lebkapnya silahkan klik link nya ya https://publuu.com/flip-book/4001/181949

Wednesday, 7 December 2022

#SuamiIstriMasak, Pelengkap Bumbu Keharmonisan

Selepas salat subuh, suami tengah mempersiapkan peralatan yang akan dibawa ke kebun getah, sementara saya sibuk berkutat di dapur menyiapkan masakan, baik itu sarapan untuk anak, bekal untuk suami maupun untuk saya karena kesibukan masing-masing.

Saya dan suami memiliki tanggungjawab yang berbeda. Suami dengan pisau torehnya-pisau untuk menoreh pohon getah, sementara saya dengan seragam guru sejak tahun 2006. Sebelum memasuki pernikahan, saya lebih dulu menyandang status guru kemudian istri. Status inilah yang menjadikan saya wanita strong, mengurus rumah dan berkarir.


Meski berbeda latar belakang, kami tetap menjalaninya dengan keharmonisan dan kebahagiaan. Rumahtangga jika tanpa masalah bagaikan sayur tanpa garam, kurang nikmat. Begitulah kebanyakan orang menyebutnya. Dan hal itu telah kami rasakan bersama. Satu hal yang paling membuat saya takjub ternyata suami bisa masak dan masakannya enak.

Hal ini terbukti dengan piring yang mengkilap yang dipamerkan pada saya waktu itu. sederhana sih, hanya nasi goreng, namun kelezatannya luar biasa kata anak-anak. Terkadang suami memberikan saya ruang santai sejenak, karena suami paham bagaimana aktivitas saya menjadi seorang guru.

Tiap-tiap Suami Sudah Pasti Sangat Mencintai Keluarganya.

Saya yakin setiap suami pasti sangat mencintai keluarganya. Suami akan berusaha sekuat tenaga agar keluarganya tidak kekurangan sesuatu apa pun, rela bekerja keras meskipun terkadang hasil yang didapatkan masih belum mencukupi kebutuhan keluarga, namun suami tetap bertanggungjawab.

Meskipun keluarga kami sederhana, keharmonisan keluarga tetap terjaga karena hal ini nantinya akan berdampak pada setiap anggota keluarga, seperti pendapat Charles, seorang psikolog mengatakan bahwa: “Keluarga akan harmonis bila para anggota keluarga di dalamnya bisa berhubungan secara serasi dan seimbang. Saling memuaskan kebutuhan satu sama lainnya serta memperoleh pemuasan atas kebutuhannya. Keluarga harmonis ditandai dengan adanya relasi yang sehat antar setiap anggota keluarga sehingga dapat menjadi sumber hiburan, inspirasi, dorongan yang menguatkan dan perlindungan bagi setiap anggotanya.”

Jadi tidak ada beban dalam hubungan dan tanggungjawab suami istri. Karena sejatinya masyarakat berpikir bahwa setelah berumah tangga tugas istri ya masak. Dapur, kasur, sumur. Sementara suami bertanggungjawab mencari nafkah. Seperti ini lah pandangan masyarakat saat anak gadisnya memutuskan untuk menikah. Padahal pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Keduanya bisa dilakukan bersama-sama. Istri sewaktu-waktu bisa membantu suami mencari nafkah dan suami bisa membantu istri mengurus rumah tangga, salah satunya adalah dengan memasak bersama.

Suami Masak Bukanlah Beban

Urusan rumah tangga akan menjadi ringan bila suami mau membantu istri di dapur, terutama saat memasak. Suami dapat mengambil peran istri sewaktu-waktu. Pelan-pelan suami bisa masak kok, entah itu karena permintaan anak, saya dalam keadaan sakit atau dalam keadaan urgent ketika pasca melahirkan.

Pasca melahirkan, otomatis suami mengambil semua peran saya sebagai istri, memasak, mencuci, mengurus anak, beberes rumah, dll. Kehidupan kami yang jauh dari orangtua sudah terbiasa dilakukan sendiri. Kalau bukan suami, siapa lagi yang bisa membantu saya? Tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan, namun karena kondisi, suami harus memasak agar saya cepat pulih, suami pastinya lebih sering ke dapur.

Dan tahu kah sahabat, ternyata kemampuan masak suami itu diperoleh saat semuanya mengalir begitu saja tanpa beban, meskipun pada awalnya terpaksa lama-lama jadi biasa kok, meski setelah pulih saya tetap kembali memasak seperti biasanya. Dan sewaktu-waktu kami memiliki quality time bersama di dapur.

Pernah suatu hari, kami kedatangan keluarga jauh datang tiba-tiba tanpa memberi kabar. Tentu saja hal ini membuat kami kaget terlebih menjamu tamu adalah kewajiban, tentu saja lagi-lagi diperlukan peran suami agar menghemat waktu dan dapat menyambut keluarga bersama-sama.

Ada banyak cerita saat memasak, seperti bumbu-bumbu tambahan yang biasa dipakai suami namun saya tidak mengetahuinya sama sekali, karena saya memasak pun masih biasa-biasa saja. Saya terkejut saat ada masakan yang menjadi tradisi di keluarga suami saya. Suami mengatakan bahwa “ Jangan lupa nasi gorengnya ditambah kunyit sedikit, trus itu sayur beningnya di tambah kencur ya.” Sementara saya tidak pernah menambahkan bumbu itu dalam masakan saya selama ini.

Seru banget kan? Selama moment nya tepat dan kondisi yang memungkinkan suami untuk masak, suami pasti masak deh. Boleh dicoba dong sahabat. Yakin, pasti seru!

Kolaborasi bersama Suami, Banyak Manfaat yang Didapat

Buktikan bahwa ketika masak bersama, keluarga akan lebih harmonis, meski hanya sekedar menambahkan kecap atau bumbu dapur pada masakan. Kegiatan masak bersama ini akan menguatkan hubungan rumah tangga dan menjadikan contoh yang baik pada anak-anak bahwa ayah ibunya saling menyayangi satu sama lain.

Kolaborasi ini tentu saja menimbulkan dampak positif dan beberapa manfaat, diantaranya:

1. Menjadikan suami lebih bertanggungjawab karena masak bukanlah tugas istri saja tetapi dapat dilakukan bersama-sama.

2. Ada banyak hal yang bisa dikomunikasikan saat masak bersama, keluarga akan semakin hangat dan harmonis karena sudah pasti menimbulkan tawa dan canda.

3. Hubungan yang semakin erat dalam membangun emosi positif, misalnya membersihkan dapur bersama-sama, karena jika suami ikut masak, dapur pasti berantakan.

4. Menyajikan hidangan yang lezat untuk keluarga, karena memasak itu harus dilakukan dengan rileks dan bukan beban.

5. Memberikan contoh nyata bagi anak-anak, karena mereka melihat harmonisasi yang terjalin ketika masak dilakukan bersama-sama.

6. Dengan adanya kegiatan suami istri masak, otomatis akan menimbulkan cinta yang kuat.

7. Dapat dijadikan agenda bersama jika diakhir pekan.

Banyak sekali manfaat #SuaniIstriMasak ya sahabat, soo … yakin nih enggak mau nyoba? Bener? Saya yakin jika sahabat mencoba akan menambah lagi tuh daftar list manfaat nya. Coba deh!

Kecap ABC Menambah Kelezatan Masakan
.

Jika ditanya soal masakan, saya pasti lebih banyak jawab enggak tahu. Kenapa? Karena saya bukan ahlinya, he he he …, tetap saja wajib ke dapur karena membeli makanan instant dan makanan di luar perlu banyak pertimbangan, selain karena menghemat pengeluaran, kebersihannya juga belum tentu diyakini kan? karena itulah saya dan suami lebih memilih masak sendiri, meskipun masakan itu yang simple-simpel aja, nasi goreng atau tempe bumbu yang dibalur tepung. tentu saja semuanya pakai kecap andalan keluarga kami, ABC. 

Suami sering menambahkan kecap pada masakan yang terkadang zonk. Enggak enak! Namun berbeda dengan kecap ABC, ketika suami menambahkan kecap ABC pada sambal yang telah saya olah, Eh … anak-anak malah lebih memilih sambal yang ada kecapnya. Kata mereka jadi lebih gurih dan lezat.

Saya lebih memilih kecap ABC karena tidak perlu menambah bumbu-bumbu tambahan yang mesti dimasukan. Tuangkan saja kecap ABC, selesai! Kami sekeluarga memang suka sambal. Karena itu saya dan suami memilih resep Ayam Panggang Sambal Kecap sebagai masakan favorit keluarga, yang penting ada kecapnya.

Ayam Panggang Sambal Kecap

Bahan untuk bumbu ayam panggang:

1 ekor ayam, potong menjadi 12 bagian

Kecap manis ABC

12 siung bawang merah

3 siung bawang putih

Satu ruas jari jahe

Satu ruas jari kunyit

Ketumbar secukupnya

Garam secukupnya

Gula secukupnya

Penyedap rasa secukupnya

Air secukupnya

Minyak untuk menumis

Bahan untuk sambal kecap:

Cabai rawit 2 ons (sesuai selera pedas masing-masing)

3 buah tomat berukuran sedang, iris.

5 siung bawang merah

1 siung bawang putih

Tambahkan terasi sesuai selera

Cara membuat:

Cuci ayam yang telah dipotong-potong tadi, kemudian haluskan bahan bumbu ayam panggang, setelah halus tumis sebentar hingga harum, masukan ayam dan tambahkan sedikit air, tutup bagian atasnya dan biarkan sekitar 5-10 menit.

Sementara menunggu ayam, tumis cabai rawit, bawang merah dan bawang putih, terasi, diamkan sebentar lalu angkat. Kemudian tumis juga tomat yang sudah diiris tadi sampai matang dan tambahkan air sedikit.

Setelah ditumis, halusakan bahan-bahan tersebut sesuai selera, kemudian tambahkan kecap.

Setelah sambal selesai, angkat ayam dan tiriskan. Kemudian lumuri dengan kecap ABC dan siap untuk di panggang. Tunggu hingga kuning kecoklatan, lalu angkat dan siap disajikan

Ayam panggang sambal kecap pun siap disantap oleh keluarga ditambah dengan nasi hangat. Boleh ditambah timun ataupun sayur-sayuran yang lain sesuai selera.

Gimana nih sahabat? Kebayangkan kelezatannya … jadi enggak perlu khawatir dengan hasil kolaborasi dengan suami, semuanya berkat kecap ABC loh, kecap manis yang menambahkan kelezatan masakan.



 
Kenapa Harus Kecap ABC?

Kecap ABC memiliki ciri khas sebagai penambah cita rasa masakan. Rasa manisnya terasa secara alami dan tidak perlu memberikan gula sebagai tambahan masakan. Selain itu, warna hitamnya mampu melekat dan meresap pada bumbu masakan.

Kecap ABC juga kaya dengan protein, mengandung zat besi, dan yang paling mengejutkan nih dapat menurunkan kolesterol, kaya akan vitamin A, baik itu melancarkan pencernaan, dan menetralisir rasa pedas pada sambal, cocok banget kan untuk anak-anak dan kita enggak perluk hawatir pada pencernaanya.

Bagaimana nih? Masih mau pilih kecap lain? oh ya, kecap ABC saat ini sudah banyak variasi loh, ada yang kecap manis pedas, kecap manis seafood atau kecap manis daging asap. Keren kan? Kita tinggal sesuaikan aja dengan masakan kita, cocok banget bagi ibu-ibu yang level masakannya masih standard keluarga sama seperti saya.

Sekedar berbagi nih sahabat, sebenarnya pengalaman dan manfaat masak bersama suami ini terinspirasi dari video #SuamiIstriMasak Kecap ABC. Video ini menceritakan keseruan suami istri masak. Dan ternyata masak bersama suami itu seru loh. Silahkan tonton videonya ya sahabat, siapa tahu jadi terinspirasi. 

 


Pentingnya kolaborasi antara suami istri di rumah terutama dalam hal masak memasak, ternyata mendorong kecap ABC untuk selalu konsisten melakukan kampanye #SuamiIstriMasak sejak 2018. Dan tahu enggak sahabat, kampanye ini berawal dari ajakan istri mendukung suami masak loh.

Enggak cukup sampai disitu, melalui kampanye dinisiasi di tahun 2018, ternyata berhasil mengajak suami masak, kampanye ini terus berlanjut hingga tahun 2019 dalam inisiasi Hari Kesetaraan Perempuan.

Di tahun 2020 PT Heinz ABC Indonesia, selaku produsen Kecap ABC masih melakukan kampanye dengan mengajak anak-anak melakukan hal yang sama agar keluarga lebih harmonis melalui platform edukasi, luar biasa ya.

Dan yang terbaru nih, di tahun 2021 kecap ABC berkolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami dan istri di dapur. Wah … wah … wah … so sweet banget ya.

Ternyata dari hal-hal yang sederhana walau cuman sekedar menambah kecap pada masakan ternyata berhasil mengajak suami agar mau membantu istri di dapur. Jadi lebih mempermudah tugas istri kan?

Hal ini juga didukung oleh Susanne Mighchels, marketing and R&D Diirector Indonesia/PNG The Kraft Heinz. Beliau mengatakan bahwa “Melalui kampanye #SuamiIstriMasak, kami ingin mengajak dan menyampaikan pesan kepada para suami dan istri bahwa waktu berkualitas dalam menjalin ikatan dengan keluarga dapat diciptakan kapan saja dan di mana saja, termasuk di dapur rumah,”

Nah, tunggu apa lagi? Yuk, para istri dan ibu-ibu yang masih ragu untuk mengajak suaminya masak, atur rencana secepatnya ya. Saya dan ibu-ibu yang lain sudah mencoba serunya masak bareng suami di dapur. Masak biasa jadi lebih spesial. Apalagi kalau pakai kecap ABC, simpel dan enggak ribet.

Dan enggak perlu risau dengan hasilnya, sebab masakan hasil kolaborasi suami dan istri ini kaya akan rasa yang istimewa dan dijamin menambah bumbu keharmonisan keluarga. Saya sudah membuktikannya loh, ternyata masak ayam panggang sambal kecap ABC terbukti gurihnya, anak saya sampai nambah dan nambah lagi.

Selamat memasak, dan semoga terinspirasi bersama kecap ABC.

Referensi:

https://kraftheinzfoodservice.co.id/

https://ibuibudoyannulis.com/nunuamir/lomba-blog-kecap-abc-menciptakan-quality-time-suamiistrimasak-di-dapur/

https://www.fimela.com/food/read/5135319/kecap-abc-perkenalkan-kampanye-suamiistrimasak-dukung-kolaborasi-suami-istri-di-dapur.




Back to Top