..

6 Rukun Memasak Novel Pemula Ala Chef Maya Fasindah

1 komentar


       


Sahabat suka masak? Atau suka makan? Banyak jalan menuju kesukaan kita ya. Begitu juga dengan aku. Aku tuh suka ngayal loh, hehehehehe. Makanya aku wujudkan dalam sebuah novel. Awalnya sih gak percaya ya kalau aku bisa juga nulis novel, tapi sahabat, semua itu mungkin jika kita yakin dan tentu saja konsisten.
Kok judulnya memasak novel? Ya, judul ini sengaja aku tulis karena ini adalah cara yang aku buat selama menulis novel dan dipastikan selesai dalam satu bulan, lah kok bisa? tentu nya banyak mengikuti kelas-kelas menulis sebelumnya ya dan ini aku jadikan sebagai motivasi dan cara tersendiri untuk memudahkan aku tentunya, jadi semua itu gak instant, mie instant juga perlu dimasak kok, heheheeh.

Memasak juga perlu teknik dan bumbu-bumbu ajaib kan supaya masakanya enak, begitu juga dengan caraku menulis novel ini, pakai teknik dan juga bumbu. Apa itu cekidot…dot…dot…

Rukun pertama,

Siapkan bumbu novel. Nah, sebelum kita tulis tuh cerita, hal pertama yang kita lakukan adalah tulis tema, genre, pembaca sasaran, dan point of view yang ingin diangkat ke dalam novel. Misal, tema percintaan, genre perjuangan, dengan sasaran pembaca remaja, dan menggunakan POV-1.

Rukun kedua.

Siapkan daftar penamaan tokoh dan karakter yang akan dimunculkan. Jangan pusing tujuh keliling ya memikirkan nama tokohnya, cari nama-nama yang cocok sesuai dengan genre tulisan kita. Terserah deh, sahabat mau nyiapinnya dimana, dikertas, di laptop, di hp, di daun juga bisa kok. Wkwkwkwk.

Rukun ketiga.

Racik 4 tahapan yaitu plot point, intro, konflik, dan resolusi. Keempat hal ini bagian yang paling penting ya sahabat, bagaimana cara kita mengawali tulisan, alurnya, memunculkan konflik dan penyelesaiannya itu harus benar-benar dengan cara yang berbeda dari tulisan yang biasa kita baca.

Rukun keempat.

Pastikan wadah atau tempat tulisan kita, agar tulisan itu gak hilang ya. Sebab kalau hilang, wah…gagal deh masakan kita, karena ide gak akan muncul dengan cara yang sama. Rukun yang keempat ini, kita tuliskan 25 bab outline. Boleh diubah menjadi 1 prolog, 23 bab, dan 1 epilog. Tiap 1 part outlne berisi 1 s.d 2 paragraf ringkasan adegan, latar, dan penokohan yang terjadi pada bab tersebut. Supaya apa? Supaya baik jalannya. Heheheeh. Supaya ide atau tulisan yang kita tulis itu gak lari kemana-mana ya, karena outline atau kerangka tulisan ini memudahkan kita menulis dan terus menulis melanjutkan bab demi bab sesuai dengan outline. Kalau keluar dari outline gimana? Ya ora popo, masakan juga terkadang beda dari biasanya. Hal ini tergantung pada penulis masing-masing ya. Karena kita sutradaranya, pemainnya, dsb.

Rukun kelima,

Sajikan novel dengan tampilan yang menarik. Jadi, intinya setiap hari kita wajib menulis 1 bab. Dalam 1 bab tulisan berisi 3 halaman dan maksimal 5 halaman.. Khusus prolog dan epilog, minimal 1 halaman dan maksimal 2 halaman.

Rukun keenam

Siapkan judul novel yang unik dan menarik serta sinopsisnya dan tararam..….Novel siap disantap, artinya novel siap dicetak dan jadi deh sesuai dengan yang kita inginkan dan pastinya nama kita dong.



Gimana nih sahabat, mau nyoba? Boleh banget dong.

Novelku.

Oh ya ini novel aku. Promosi, heheheeh.




Identitas buku :

v Judul : Ghania

v Penulis : Maya Fasindah

v Penerbit : Sint Publishing

v Kota tempat terbit : Semarang

v Tahun terbit : 2021

v Tebal halaman : 254

v Harga : 70.000,-


Sinopsis

Ghania, si anak usia 10 tahun kehilangan kesenangan masa kecilnya dan memulai perjalanan layaknya orang dewasa, harus bertanggung jawab atas adik kecilnya, satu-satunya keluarga yang ia miliki setelah ibunya meninggal dan ayahnya seakan-akan sengaja menelantarkan mereka.


Tokoh dan perwatakan:

Ghania : Tokoh utama, Sholeha, cerdas, manja, dan pekerja keras.

Arumi : penyanyang, baik hati, lemah lembut.

Darel : Pekerja keras, labil, penyayang.

Zikha : Penyanyang, rela berkorban, baik hati.

Elvi : sombong, kasar.

Muhsinah : baik hati, penyayang, suka menolong, ramah.


Alur:

Dalam novel ini memakai alur campuran, karena dalam ceritanya terdapat kilas balik tentang nasehat-nasehat yang ditanamkan sang ibu pada anaknya sehingga membuat pembaca semakin penasaran tentang nasehat-nasehat itu.


Sudut Pandang:

Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan, karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.


Gaya Bahasa:

Gaya bahasa sederhana, mudah dipahami oleh berbagai kalangan, meskipun menggunakan bahasa daerah, tetapi ada terjemahannya.


Nilai budaya:

Novel ini memiliki nilai budaya yang cukup unik, karena memperkenalkan ciri khas dari kota Selatpanjang yang biasa orang sebut Kota sagu, makanan khas, tradisi, dll.


Keunggulan buku:

Novel ini merupakan novel inspiratif karena di dalamnya menceritakan tentang perjuangan seorang anak yang pantang menyerah di tengah-tengah keterpurukannya. Ia bangkit dan terus bersemangat demi menggapai mimpinya. Selain itu, orangtua selalu mengajarkan bahwa keyakinan dalam hidup itu sangat penting dan jangan lupa untuk selalu berdoa dalam kondisi apa pun.


Apa kata mereka?





Begitulah memasak ala chef Maya Sahabat, semoga bermanfaat ya. bagi kalian yang pengen tau lebih dalam tentang kepenulisan novel boleh kok hubungi aku. hihihi.

SAMPAI KETEMU LAGI...........




















Maya Fasindah
Blog seorang guru dan alhamdulillah seorang penulis yang masih terus belajar dan belajar.

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar