..

Menilai Karya Sastra Melalui Kritik dan Esai

60 komentar




Apakabar Sahabat Maya semuanya? Semoga semuanya sehat selalu dan tetap semangat ya. Pertemuan kita kali ini membahas mengenai materi pelajaran bahasa Indonesia kelas 12 semester genap yaitu tentang menilai karya satra melaui kritik dan esai. Tetap satay tone ya…

Sebelum kita bahas lebih kanjut bagaimana cara menilai karya sastra itu, terlebih dahulu kita pahami pengertian dari masing-masing kata itu sendiri.


1. Karya dalam KBBI V adalah hasil perbuatan;buatan;ciptaan (terutama hasil karangan), sedangkan karya sastra dalam KBBI V adalah hasil sastra, baik berupa puisi, prosa, maupun lakon.

2. Kritik dalam KBBI V adalah kecaman atau tanggapan, atau kupasan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya, sedangkan kritik sastra dalam KBBI V adalah pertimbangan baik buruk terhadap hasil karya sastra.

3. Esai adalah karangan prosa yang membahas secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

Nah, setelah kita pahami maksud dan pengertiannya barulah kita bahas mengenai kritik sastra. Kalau berbicara mengenai kritik sastra, berarti suatu karya yang dikritik. Yang mengkritik itu disebut kritikus. Kritikus yang sangat terkenal di Indonesia bernama H.B Jassin yang dikenal dengan Paus Sastra Indonesia. Masih ada juga kritikus-kritikus lainnya seperti Jacob Sumardjo, Pamusuk Ense, Dami N. Toba, dan lain-lain.

Tak kalah dengan penulis kritik, penulis esai juga pengen unjuk gigi dong, hehehehe…beberapa penulis esai diantaranya adalah Emha Ainun Nadjib, Goenawan Mohamad, Agus R.Sardjono, dan lain-lain.

Perbedaan Kritik dan esai


Kritik dan Esai adalah dua jenis tulisan yang hampir sama karena keduanya sama-sama mengungkapkan pendapat atau argumen. Kritik sastra lebih bersifat objektif dan harus dibuktikan dengan fakta, sedangkan Esai bersifat subjektif. Singkatnya, kritik sastra adalah karangan yang ditujukan untuk menanggapi karya sastra sedangkan esai adalah karangan opini pribadi. Persamannya, kritik dan esai sama-sama disampaikan atau ditulis berdasarkan pendapat dari sudut pandang pribadi.

Contoh Kritik tentang Kehidupan



Berubah atau Tertinggal

                                Karya MayaFasindah

Aku masih nyaman di sini

Di ruang sepi tanpa basa-basi

Tidak ada mangsa atau sasaran

Duduk diam pada rotasi bumi 

Yah, mau apa lagi

Hidup siap menyantap atau disantap

Ruang lingkup itu-itu saja

Berdiri tegak lurus

Sampai kapan?

Sampai gulita membenamkan semuanya?

Berubah atau tertinggal



Kritik sastra yang diberikan:

Puisi ini punya gaya tersendiri, bergaya modern, sebuah puisi bebas tentang kehidupan saat ini. Puisi hadir dari sebuah keresahan, hadir dari kisah saat ini terlebih masa pandemi. Banyak orang mengeluh, suka membanding-bandingkan hidupnya dengan orang lain, namun tetap saja tidak mau berubah.

Bagi seorang penikmat sastra, puisi ini terlihat sederhana karena tidak banyak menggunakan majas-majas yang perlu diinterpretasikan dua kali atau berkali-kali.

Contoh Esai tentang Pendidikan

 

 

Percuma Tahun Baru, kalau guru enggak mau berubah


Apa yang harus dilakukan sang guru agar semuanya berubah dan enggak percuma? Mumpung tahun baru, yuk kita belajar untuk refleksi pengalaman dan mengubah kebiasan kita selama ini meskipun sudah merasa nyaman.

Salah satu buku acuan yang saya jadikan pengalaman dan akhirnya saya tuliskan disini adalah buku Atomic Habits karya James Clear.

Berikut adalah tahapan untuk melakukan perubahan, yok…bisa yok…

Guru Ratih dalam obrolan pemimpin merdeka belajar pernah menyampaikan hal yang menurut saya kutipan yang harus diketahui oleh guru, “Bisa jadi kita sudah mengajar 10 tahun, tapi kita hanya punya pengalaman mengajar 1 tahun yang dilakukan 10 kali. Karena hanya mengulang-ngulang tanpa refleksi.”


John Dewey pun mengatakan hal yang sama, “We do not learn from experience…we learn from reflecting on experience.”

Pengalaman bukan guru yang paling berharga, pengalaman yang direfleksikanlah yang berharga.

Jadi percuma tahun baru, percuma lama mengajar, percuma lama memimpin, kalau pengalaman yang dilakukan tidak direfleksikan.

 

Tentukan Identitas


Kenapa sih guru dan pemimpin sekolah sulit melakukan perubahan? Mungkin karena sudah merasa dirinya yang sekarang adalah sosok ideal guru atau pemimpin sekolah. Atau tidak tahu guru dan pemimpin yang ideal itu seperti apa?

Hal pertama untuk bisa berubah, sebagai guru dan pemimpin sekolah ialah menentukan identitas diri, ingin menjadi seperti apa nantinya.

“Aku guru yang berpihak pada murid. Aku kepala sekolah yang memberikan kesempatan guru berkembang.”

Tulis sosok seperti apa yang ingin disasar. Percaya bahwa sahabat adalah sosok seperti itu. Yakinlah sahabat mampu dan bisa berubah. Semangat!!!


Perkuat Bukti Identitas dengan Kebiasaan


Ketika merapikan tempat tidur setiap hari. Sahabat mewujudkan identitas orang yang terorganisir. Ketika menulis setiap hari, identitas orang kreatif yang akan terbentuk.

Makin sering mengulang perilaku, makin kuat identitas sahabat.

Sering meninggalkan kelas, identitas sebagai guru jam kosong akan terbentuk. Sering marah-marah, identitas sebagai guru killer tumbuh. Sering memberikan pelajaran, tugas sesuka hati, identitas guru pemaksa terbentuk.

Sahabat ingin dikenal sebagai guru seperti apa? Buktikan identitas sahabat dengan kebiasaan-kebiasaan sebagai guru dan pemimpin sekolah.

Urutkan Kebiasaan Sebelumnya


Pada tahap sebelumnya, Sahabat telah menetapkan identitas yang akan disasar, dan mengetahui bahwa identitas terbentuk dari kebiasaan dan perilaku yang diulang-ulang. Sekarang urutkan kebiasaan Sahabat, misalnya dengan meranccang RPP, dalam melakukan asesmen, dan berinteraksi dengan murid, detail kan! Misalnya: melihat SK dan KD dalam kurukulum, melihat materi dalam buku paket, menambah materi dari internet, mencari video di youtub untuk mempermudah penyampaian materi, dan melaksanakan di dalam kelas. Sudahkah para Sahabat guru lakukan? Jika belum, yok…bisa yok….semangat!


Analisisis Kebiasaan Berdasarkan Identitas


Setelah mengurutkan kebiasaan di salah satu aktivitas sahabat, berikutnya adalah menganalisisnya.

“Apakah identitas terdahulu memperlihatkan identitas yang ingin sahabat bentuk?”

“Apakah mencari sumber di internet, hanya melihat SK dan KD di kurikulum sudah menunjukan guru yang berpihak pada murid?

Beri tanda + jika mendukung identitas

Beri tanda – jika tidak mendukung identitas

Beri tanda = jika netral



Urutan kebiasaan

1. Melihat SK dan KD dalam kurikulum                     =

2. Melihat materi dalam buku paket                             -
    
3. Menambah materi dari internet                                -

4. Mencari video yang disukai murid di youtub          +

    untuk mempermudah materi


Memulai Kebiasaan Baru


Setelah mengetahui kebiasaan yang menunjukkan tidak mendukung identitas yang ingin dibangun. Langkah selanjutnya ialah memulai melakukan kebiasaan baru yang mendukung identitas.

Ini adalah hal yang paling menantang: ada dua hal yang mungkin bisa dilakukan di awal:


Pertama, niat implementasi.

Perjelas kapan dan dimana akan melakukan kebiasaan baru tersebut. Tulislah jika perlu dengan rumus:

Aku akan ( KATA KERJA) pada (WAKTU) di (LOKASI)

Aku akan membuat pembelajaran semakin menarik pada hari Senin di jam pelajaran pertama.


Kedua, memupuk kebiasaan.

Memulai kebiasaan baru sangat menantang, palagi jika mengganti kebiasaan lama yang puluhan tahun dilakukan. Cara yang bisa dilakukan adalalah memupuk kebiasaan. Memasangkan kebiasaan lama dengan kebiasaan baru yang ingin dilakukan bisa dengan formula seperti ini:

Setelah (KEBIASAAN LAMA) aku akan (KEBIASAAN BARU

Setelah membaca buku paket, aku akan membuat materi jadi lebih menarik.



Nah, bagaimana Sahabat? Yuk jadi guru yang baru dengan perubahan yang baru. Cekidot…




Demikianlah ulasan singkat aku tentang Menilai Karya Sastra melalui Kritik dan Esai, semoga bermanfaat ya, sampai bertemu kembali di ulasan-ulasan berikutnya, terima kasih.





Sahabat Maya….ruarrrrr biasa.






























Maya Fasindah
Blog seorang guru dan alhamdulillah seorang penulis yang masih terus belajar dan belajar.

Related Posts

60 komentar

  1. Sangat berfaedah
    Jeslyn
    XII AK 1

    BalasHapus
  2. Sangat bermanfaat bagi pembaca
    Dewi Anita
    XII AK 2

    BalasHapus
  3. Sungguh lengkap dan bermanfaat
    Silvy Angela
    XII AK 1

    BalasHapus
  4. Materi yang sangat bermanfaat bagi pembaca
    Sendy Oktovia
    XII AK 3

    BalasHapus
  5. BERMANFAAT SEKALE
    JOLLIN
    XII AK 2

    BalasHapus
  6. Sangat membantuu
    Hutri XII AK 2

    BalasHapus
  7. Hallo nama ku despin anak yang tidak populer di sekolah tapi tidak mengurungkan niat ku untuk semagat belajar

    BalasHapus
  8. Sangat bermanfaat
    VEBLYN
    XII AK 3

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  10. Terkesima dengan puisi karya mba maya☺️👍

    BalasHapus
  11. Saat ini menjadi seorang pengajar dituntut untuk aktif, kreatif dan produktif ya, mba. bukan hanya memahami SK, KD pada sebuah pembelajaran. thankyou for sharing, mba. kalo guru bahasa indonesia memang pandai bersyair, yaa,..kereen.

    BalasHapus
  12. Mbak, puisinya cakep.
    Makasih ulasannya tentang penilaian karya sastra melalui kritik dan esai. Jadi lebih paham, nih..

    BalasHapus
  13. Keren kak. Mengajar dan belajar sambil seru-seruan di blog. Jadi guru sekarang memang harus lebih kreatif lagi ya kak. Untuk meneruskan generasi yang cerdas

    BalasHapus
  14. kreatif bu gurunya, memberikan materi dalam bentuk blogpost, terima kasih sharingnya mbak maya

    BalasHapus
  15. tentu bermanfaat mba maya ulasan yg dibuat ini bs menambah ilmu mengenal sastra lewat kritik sastra dan essay

    BalasHapus
  16. Sepakat, Mba. Kita harus terus bertumbuh, ya. Berarti nggak boleh bangga banget dengan pengalaman. Karena ia butuh refleksi bukan sekadar dijalani. Awal tahun, semangat baru, dong, ya.

    BalasHapus

Posting Komentar