Monday, 28 November 2022

Aksi Nyata Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional CGP 6

Dalam pelaksanaan aksi nyata pada program guru penggerak, semua calon guru penggerak wajib melakukan aksi nyata dan mengunggahnya di LMS. Aksi nyata pada modul 2.2 ini adalah aksi nyata mengenai Pembelajaran Sosial Emosional menggunakan model 4F yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. Beliau adalah ahli pendidik dan fasilitator. Model yang dikenalkan oleh beliau adalah sebagai berikut:

1. Facts (Peristiwa):

Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?

2. Feelings (Perasaan):

Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami?

3. Findings (Pembelajaran):

Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut?

Apa umpan balik yang Anda dapatkan?

4. Future (Penerapan):

Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas?



Facts (Peristiwa): Apa yang Bapak/Ibu lihat dalam proses tersebut?

Seperti biasa pada modul-modul sebelumnya, calon guru penggerak wajib mengisi modul-modul yang telah tersedia di LMS dengan akronim MERDEKA yaitu: Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata.

Setelah alur belajar ini sampai pada Aksi Nyata, calon guru penggerak menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Sosial Emosional di kelas dan pembelajaran berdiferensiasi.

Sebelumnya saya telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas dengan memanfaatkan blog sebagai penggunaan literasi digital. Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini anak lebih fokus pada materi yang telah kita berikan dan mereka sangat antusias serta aktif dalam pembelajaran terlebih memanfaatkan blog sebagai media nya.

Selanjutnya CGP juga diminta untuk membuat RPP terkait PSE (Pembelajaran Sosial Emosional). Pada pembelajaran sosial emosional ini saya juga telah menerapkannya di dalam kelas hanya saja tidak dituangkan dalam RPP. Dan Alhamdulillah setelah mengikuti program pendidikan guru penggerak ini salah satu RPP dapat saya kembangkan menjadi pembelajaran berdiferensiasi dan PSE.

Berikut RPP yang telah saya buat.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Berdiferensiasi dengan menginterasikan Kompetensi dan Sosial Emosional

Materi : Artikel

Kelas/ Semester : XII/ Genap

Kompetensi Dasar :

Mengevaluasi informasi, baik fakta maupun opini, dalam sebuah artikel yang dibaca.

Menyusun opini dalam bentuk artikel

Tujuan pembelajaran :

1. Menganalisis dan mengonstruksi sebuah teks artikel dengan memerhatikan fakta dan kaidah kebahasaan.

2. Mengevaluasi dan menyusun informasi berupa fakta/ opini, dalam sebuah teks artikel yang dibaca secara lisan maupun tulisan.



HASIL PEMETAAN 

Kelompok A

Murid telah memahami apa itu artikel dan membedakan mana yang opini dan mana yang fakta, dan siap untuk diberikan tantangan untuk menggunakan ragam penulisan artikel.

Kelompok B

Murid yang belum sepenuhnya mampu membedakan mana artikel opini dan mana yang fakta.

Kelompok C

Murid yang masih kesulitan memahami artikel yang termasuk fakta dan opini.


DIFERENSIASI PROSES

Kelompok A

Murid diminta membuat blog melalui gawai maupun laptop yang telah mereka persiapkan terlebih dahulu dengan melihat tutorial dan penjelasan yang diberikan guru dan mulai menuliskan artikel mana yang mereka minati, apakah fakta atau opini. Mereka boleh menambahkan gambar-gambar dan video.

Kelompok B

Murid diminta membaca artikel yang telah diberikan guru melalui link kemudian meminta mereka mengevaluasi artikel manakah yang masuk kedalam artikel fakta maupun opini, guru membantu mengarahkan mereka. Kemudian meminta mereka membuat blog dan menuliskannya ke dalam blog apa yang telah mereka pahami tentang artikel opini dan artikel fakta. Mereka boleh menambahkan gambar-gambar dan video.

Kelompok C

Murid diminta membaca artikel yang diberikan guru melalui link yang telah dibedakan mana artikel opini dan mana artikel yang fakta. Guru memberikan penjelasan mendalam mengenai materi itu. Kemudian meminta mereka membuat blog dan menuliskannya ke dalam blog apa perbedaan artikel dalam bentuk fakta dan opini. Mereka boleh menambahkan gambar-gambar dan video.


DIFERENSIASI PRODUK

Murid dibebaskan menentukan dan memilih tulisan apa yang mereka tuliskan kedalam blog mengenai artikel.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan

Mata Pelajaran / Kelas / Semester

Materi Pokok / Alokasi Waktu

Kondisi Pembelajaran

SMK Kasih Maitreya – Selatpanjang

Bahasa Indonesia / XII (Dua Belas) / Genap

Teks Artikel / 8 x 45’

Belajar Tatap Muka


TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Menganalisis dan mengonstruksi sebuah teks artikel dengan memerhatikan fakta dan kaidah kebahasaan.

4. Mengevaluasi dan menyusun informasi berupa fakta/ opini, dalam sebuah teks artikel yang dibaca secara lisan maupun tulisan.

 Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Discovery Learning

Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran

Media :

· Blog

· Lembar penilaian

· LCD Proyektor

Alat/Bahan :

Gawai

· Laptop & infocus

G. Sumber Belajar

1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya

2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan

1. Orientasi: Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin, menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

2. Apersepsi: Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik terhadap materi sebelumnya, mengingatkan kembali materi dengan bertanya, mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan.

3. Motivasi: Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi teks artikel dalam kehidupan sehari-hari, apabila materi/ tema/ proyek ini dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi teks artikel, menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung, dan mengajukan pertanyaan stimulus secara interaktif.

4. Pemberian Acuan: Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan yang sedang berlangsung, memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM pada pertemuan yang sedang berlangsung, pembagian kelompok belajar (jika diperlukan), menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar.

KSE:1 Kesadaran diri (memahami emosi yang ada dalam diri) 2. Kesadaran Emosional (mengekspresikan rasa syukur)


Kegiatan

Inti / Utama

1. Literacy (Literasi): Peserta didik diberi stimulus atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada materi teks artikel melalui pendekatan saintifik seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan mengolah informasi, mengomunikasikan.

KSE: manajemen diri (mengolah emosi dan pikiran)

2. Critical Thinking (Berpikir Kritis): Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi aneka pertanyaan yang berkaitan dengan tayangan yang disajikan dan dijawab melalui kegiatan pembelajaran

( Diferensiasi Proses)

KSE: Pengambilan keputusan bertangungjawab (menunjukkan rasa ingin tahu dan ketermpilan pikiran, belajar membuat keputusan beralasan/masuk diakal, setelah menganalisis informasi data dan fakta).

3. Collaboration (Kerja Sama): Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai teks artikel melalui blog yang telah mereka buat. ( Diferensiasi Produk)

KSE: manajemen diri (menggunakan keterampilan merancang)

4. Communication (Komunikasi): Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan dan menyampaikan hasil diskusi tentang teks artikel, mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentang teks artikel dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan, bertanya atas presentasi tentang teks artikel yang dilakukan, dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

KSE: keterampilan berelasi (berkomunikasi dengan efektif)

Guru mengajak siswa untuk melakukan ice breaking dengan teknik STOP untuk memberikan penyegaran untuk mengembalikan konsentrasi siswa.

5. Creativity (Kreativitas): Peserta didik bertanya tentang hal yang belum dipahami atau guru menyampaikan beberapa pertanyaan pemicu kepada siswa berkaitan dengan teks artikel yang akan selesai dipelajari melalui permainan ular tangga.

KSE: 1 Keterampilan berelasi (mempraktikan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif), 2. Pengambilan keputusan bertangungjawab (menunjukkan rasa ingin tahu dan ketermpilan pikiran, belajar membuat keputusan beralasan/masuk diakal, setelah menganalisis informasi data dan fakta).

Kegiatan Penutup

1. Peserta didik: Membuat ringkasan dengan bimbingan pendidik tentang hal-hal penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran teks artikel yang baru dilakukan, mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi teks artikel yang baru diselesaikan, mengagendakan materi atau tugas yang harus dipelajari pada pertemuan berikutnya.

KSE: manajemen diri (mengolah emosi dan pikiran)

2. Pendidik: memeriksa pekerjaan peserta didik yang selesai dan diberi paraf/ tanda serta diberi nomor urut peringkat, memberikan penghargaan pada kelompok yang memiliki kinerja dan kerja sama yang baik dalam kegiatan pembelajaran serta menyimpulkan pembelajaran melalui metode parodi yaitu menyanyikan lagu dengan lirik yang disesuaikan dengan materi pelajaran dengan lagu-lagu inla atau masa kini.

3. Guru bersama siswa mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup dan berdo’a

KSE: kesadaran sosial (mengekspresikan rasa syukur)

PENILAIAN PEMBELAJARAN

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

1. Kerja sama dalam menganalisis teks Artikel.

2. Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas membuat teks artikel

1. Menganalisis kaidah kebahasan teks artikel.

2. Menentukan struktur yang terdapat pada teks artikel.

1. Membuat teks artikel dengan memerhatikan kaidah penulisan, dan siap dikirimkan pada majalah atau Koran-koran yang sesuai dengan kepenulisan tsb

2. Mendemonstrasikan teks artikel dengan memerhatikan kaidah penulisan dan memperbaikinya secara bersama-sama apakah artikel tsb layak untuk diterbitkan atau tidak.

Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Teknik Penilaian (terlampir)

a. Sikap

- Penilaian Observasi

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap



Keterangan :

• BS : Bekerja Sama

• JJ : Jujur

• TJ : Tanggun Jawab

• DS : Disiplin

Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Cukup

25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400

3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai

- Penilaian Diri


Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :  


Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan

- Penilaian Teman Sebaya

Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan  
    yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,0
4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)

b. Pengetahuan

- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)

- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

Praktek Monolog atau Dialog

Penilaian Aspek Percakapan



- Penugasan (Lihat Lampiran)

Tugas Rumah

a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik

b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas 
    rumah dengan baik

c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan 
    penilaian.

c. Keterampilan

- Penilaian Unjuk Kerja



Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi





Keterangan :

100 = Sangat Baik


50 = Kurang Baik

- Penilaian Proyek (Lihat Lampiran)

- Penilaian Produk (Lihat Lampiran)

- Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR, dll


Instrumen Penilain



Ternyata pembelajaran ini sangat penting dan berguna, bukan hanya bagi guru dan murid, tetapi juga bagi komunitas sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif bagi seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi sebenarnya memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

PSE berbasis kesadaran penuh (Mindfulness sosial emotional learning) dan Well Being merupakan latihan kesadaran penuh dalam kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Dalam PSE melahirkan 5 Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yaitu; Kesadaran diri, Pengelolaan diri, Kesadaran sosial, Keterampilan relasi, dan Pengambilan Keputusan yang bertanggung jawab.

Hal baik yang diperoleh dalam penerapan strategi Pembelajaran Sosial Emosional berbasis kesadaran penuh dan kondisi nyaman sehat dan bahagia (mindfulness and well being) di kelas sangat menarik dan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga.

Tidak mudah dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional ini, terkadang saya juga terpancing emosi karena tingkah laku siswa yang beraneka ragam dan banyak pertanyaan. Namun setelah mempelajari PSE ini, saya mencoba mempraktikkan latihan dengan berkesadaran penuh (mindfulness) yaitu STOP (Stop- Berhenti, Take e deep breathe- Tarik napas dalam, Observe- Amati, Proceed- Lanjutkan). Alhamdulillah sangat dahsyat, bisa meredam emosi negatif. Untung sekali adanya Pembelajaran sosial Emosional Berkesadaran penuh dan Well being ini, luar biasa.

Feelings (Perasaan): Apa yang Bapak/Ibu rasakan sehubungan dengan proses yang Anda alami?

Setelah mempelajari modul demi modul dan melakukan aksi nyata, saya lebih semangat dalam mengajar dan banyak ide yang bermunculan untuk perkembangan siswa. Materi demi materi saya pelajari ulang agar pembelajaran berfiferensiasi dan PSE ini maksimal saya lakukan, dan Alhamdulillah, ketika saya sering melakukan pembelejaran ini, tidak sulit untuk menyampaikan materi-materi berikutnya karena kita punya cara yang berbeda untuk setiap anak.


 
Meskipun lelah dan capek namun saya sangat senang melakukannya, terlebih ketika melihat wajah sumringah pada peserta didik saya yang biasanya mereka bosan dengan pelajaran saya namun kali ini pelajaran itu ditunggu karena mereka penasaran akan belajar apa berikutnya.

Waktu di kelas berkisar 3 x 40 menit dalam satu pertemuan, bukan hal yang mengenakkan bagi saya, untuk itu lah saya perlu banyak cara agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Saya melakukan pencairan suasana atau ice breaking dan pengelolaan kelas yang lebih menarik. Hasilnya saya lebih bersemangat karena anak juga bersemangat dalam belajar, semoga dengan PSE ini saya dapat mengajak bapak/ibu guru yang lain agar menerapkan ilmu PSE berkesadaran penuh dan well being dengan menuai hasil yang menggembirakan.

Findings (Pembelajaran): Apa hal yang bermanfaat dari proses tersebut? Apa umpan balik yang Anda dapatkan?

Hal yang bermanfaat bagi saya adalah pelajaran yang berharga bagi diri saya, Alhamdulillah dapat mengendalikan emosi (kesadaran diri), saya lebih memahami kekuatan dan kelemahan diri saya, harus banyak belajar dan membangun kepercayaan diri, mampu mengelola marah, benci, jengkel, pada murid saya dengan tingkahnya yang bermacam-macam (manajemen diri).

Saya sudah paham tentang adanya perbedaan di antara murid-murid saya dan rasa cinta kasih itu perlahan muncul dengan sendirinya dan hal ini tidak mudah bagi saya. Saya berhasil mencintai mereka dengan keunikannya masing-masing (kesadaran sosial).



Saya telah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan hasilnya memuaskan. Murid-murid saya mampu belajar dengan baik dan mereka juga menyalurkan minat dan bakatnya dalam bidang mereka masing-masing berupa: membuat video, membuat tulisan dalam blog, membuat drama, pantun, bernyanyi, menari, dll.

Umpan balik yang saya dapatkan adalah mereka sekarang merasakan bahwa pelajaran saya itu menyenangkan dan selalu ada hal-hal baru yang membuat penasaran. Saya bersyukur sekali dengan adanya pendidikan guru penggerak ini. Mudah-mudahan saya dapat memahami dan menyelesaikan modul-modul berikutnya.

Saya pernah mendapati murid beradu mulut mengeluarka kata-kata yang tidak pantas di dengar, lalu saya meminta mereka menemui saya saat jam pulang sekolah.

Future (Penerapan): Apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan agar ini berdampak lebih luas?

Dalam menerapkan pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ini menggunakan tiga teknik, yaitu: Rutin, Terintegrasi dalam mata pelajaran, dan Protokol. Penerapan PSE secara rutin di sekolah dimasukkan dalam jadwal rutin yang dilakukan di sekolah, seperti apa yang telah dicapai murid selama pembelajaran berlangsung.

Penerapan PSE secara terintegrasi dengan mata pelajaran dihubungkan dengan penyelesaiaan kasus-kasus yang dialami oleh murid di kelas, di rumah atau di lingkungan sekitarnya. Sedangkan untuk penerapan PSE dalam lingkup protokol dapat diimplementasikan dalam bentuk tata tertib sekolah.

Yang ingin saya perbaiki adalah saya lebih mendalami potensi diri saya dalam hal pembelajaran sehingga literasi digital dan metode-metode pembelajaran yang lain dapat saya terapkan di kelas. Selain itu saya akan berkomunikasi dengan warga sekolah untuk melakukan hal yang sama agar mereka paham bahwa anak didik itu adalah generasi yang wajib dibina dan dibimbing agar terwujudnya profil pelajar pancasila dan cita-cita pendidikan Indonesia.



Penutup

Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis Kesadaran Penuh (MindfulnessBased Social Emotional Learning) dan Well Being adalah pembelajaran yang dilaksanakan secaara kolaboratif di sekolah dengan kesadaran penuh dalam kondisi sehat nyaman dan bahagia. Mindfulness and well being dapat dicapai dengan menerapkan latihan pernapasan STOP. PSE terdiri dari 5 KSE yakni, kesadaran diri,manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Menggunakan 3 teknik penerapan yaitu, rutin, terintegrasi dengan mata pelajaran, dan protocol.

Referensi:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Model Refleksi Dwimingguan Calon Guru Penggerak - Pendidikan Guru Penggerak, November 2022.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Paket Modul 2 Modul 2.2

Pembelajaran Sosial dan Emosional. Pendidikan Guru Penggerak, Angkatan ke-6 tahun 2022.



























Tuesday, 8 November 2022

Guru Merdeka Sudah Pasti GILA

Merdeka dalam bahasa Melayu dan Indonesia berarti bebas atau tidak bergantung/independen. Hal ini selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.



Wujud kekuatan itu berupa kekuatan lahir dan batin. Seperti halnya tubuh manusia yang harus terpenuhi lahir dan batinnya, merdeka juga di dasarkan pada merdeka lahir dan merdeka batin. Merdeka lahir itu adalah pengajaran sedangkan merdeka batin adalah pendidikan. Pengajaran bagian dari proses pendidikan dalam hal memberi ilmu yang nantinya memberikan kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan itu sendiri memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakatmya, artinya setiap manusia wajib mendapatkan pendidikan dibekali dengan persiapan serta persediaan untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Itulah sebabnya mengapa pendidikan berpihak pada anak karena keberhasilan pendidikan di Indonesia tergantung pada kemerdekaan belajar, dari merdeka belajar nantinya mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Ada tiga kurikulum yang telah dikeluarkan oleh Kemendikbud Ristek yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan atau disebut Kurikulum Darurat dan Kurikulum Prototipe yang kemudian berganti nama menjadi Kurikulum Merdeka. Sekolah diberikan keleluasaan untuk mengadopsi satu diantara ke 3 kurikulum pada tahun 2022.

Beberapa sekolah di Kab, Kepulauan Meranti Riau telah menerapkan Kurikulum Merdeka termasuk Sekolah Menengah Kejuruan Kasih Maitreya tempat dimana saya mengajar. Sekolah menerapkan IKM pada tahun ini dan sebagai permulaan penerapannya dilaksanakan pada kelas X AK dan TKJ.

Sebagai seorang guru yang siap dengan segala perubahan saya harus mampu menyesuaikan diri sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman karena pada dasarnya menjadi seorang pendidik tidak sulit, tetapi menjadi seorang pendidik luar biasa itu tidak mudah. Ada banyak cara yang harus saya lakukan selain mengupgrade diri dan memahami kurikulum merdeka, diantaranya saya mengikuti diklat pendidikan guru penggerak selama 6 bulan. Karena salah satu tujuan keberhasilan pendidikan Indonesia sebahagian besar ada di tangan guru-guru hebat yaitu guru penggerak.

Guru Penggerak merupakan guru-guru terbaik bangsa yang merasa terpanggil untuk mendorong perubahan pendidikan negeri ini ke arah yang lebih baik. Kehadiran Guru Penggerak diharapkan menjadi pemimpin - pemimpin pendidikan di masa depan yang mampu menelurkan embrio generasi unggul Indonesia.

Pada hakikatnya Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif. Perannya juga ikut serta mendorong tenaga pendidik lainnya agar menerapkan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Terkait kurikulum merdeka dan guru penggerak, saya benar-benar menjadi seorang guru yang GILA 
( gigih, inovatif, learn dan accept). Saya tergerak untuk GILA terhadap perubahan baik dari dalam diri saya. Saya bergerak untuk GILA melakukan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Dan mudah-mudahan saya menggerakkan untuk GILA terhadap orang lain terutama warga sekolah agar sama-sama GILA demi perubahan yang lebih baik.

Gigih

Guru yang gigih adalah guru yang tak kenal lelah, tetap semangat dan siap dengan segala rintangan. Semangat merupakan tantangan terbesar bagi saya, sebab perjalanan dari rumah menuju sekolah sekitar 45 sampai 50 menit dengan jalan yang penuh lubang dan aspal yang tidak karuan. Terlebih jika hujan turun saya harus melewati jalan alternatif yang licin dan sempit sebab jalan yang biasa saya lewati banjir tergenang air hujan.

Berada diantara pohonan getah saat hujan turun sangat menguji adrenalin saya sebab tidak ada rumah penduduk di sekitarnya. Waktu itu saya pernah terjebak diantara pohon getah yang jatuh dan tidak bisa melewatinya, jaringan hilang sehingga tidak bisa memberi kabar ke sekolah maupun keluarga dirumah. Saya sangat takut sekali waktu itu, terlebih jika hujan turun binatang dan hewan liar berkeliaran karena kemungkinan mereka kelaparan saat hujan turun. Rasa ketakutan saya semakin besar. Saya hanya pasrah dan berdoa waktu itu menunggu orang lain melewati jalan yang sama. Sembari berdoa saya membayangkan wajah murid-murid saya yang penuh keceriaan hingga akhirnya ketakutan itu hilang hingga akhirnya ada orang yang melewati jalan itu. Saya tetap melanjutkan perjalanan ke sekolah meskipun terlambat.

Inovatif

Guru yang inovatif adalah guru yang mau berubah mengikuti perkembangan zaman. Hal ini juga saya lakukan demi perkembangan murid-murid saya sehingga pembelajaran tidak monoton dan tentu saja menyenangkan. Saya biasanya memulai ice breaking dengan nyanyian, tepuk tangan, tebak kata, pantun, dll.

Dalam pembelajaran saya juga memanfaatkan gawai sehingga peserta didik dapat memanfaatkan tekhnologi berbasis IT. Salah satu contoh yang saya lakukan adalah pembelajaran dengan memanfaatkan blog. Karena saya tahu bahwa murid-murid saya ada yang tidak suka menulis namun suka gambar, ada yang suka buat video dengan gambar-gambar serta ada yang suka menulis sama seperti saya, hehehehe.

Dengan blog mereka dapat menyalurkan minat dan bakat mereka, meskipun blog pada umumnya media tulisan, namun blog juga dapat dimanfaatkan dengan video serta gambar-gambar yang menarik.

Learn

Guru yang merdeka ibarat gelas kosong yang perlu diisi dan terus diisi air. Ia merasa bahwa gelas itu tak akan pernah penuh karena masih perlu belajar dan terus belajar. Menggali potensi dan mengupgrade diri demi kemajuan dirinya. Guru juga wajib melakukan personal branding agar ia memiliki kekuatan untuk itu. Karena selain mengajar guru wajib memiliki kompetensi lain yang mendukung profesinya itu.

Selain mengajar saya memutuskan untuk menjadi penulis sebab hal ini sangat mendukung profesi saya sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain mengajar, kemerdekaan yang saya rasakan adalah saya bebas menuliskan hal-hal apa pun yang saya sukai dalam sebuah buku serta berbagai praktik baik dalam mengajar. Kurikulum merdeka dan pendidikan guru penggerak ini menjadikan saya pribadi yang terus maju dan terus belajar demi masa depan anak bangsa menuju generasi emas.

Accept

Guru yang bijak adalah guru yang siap menerima segala kritikan demi kemajuan yang ada pada dirinya. Menerima masukan dari orang lain sangat membatu perkembangan skill dan pengetahuan guru itu sendiri terlebih kritikan yang sifatnya membangun. Bukan berarti kritik dan saran yang tidak membangun justru membuat guru itu lemah namun karena itu jugalah menjadikan guru itu menjadi pribadi yang lebih kuat lagi dan siap dengan segala perubahan baru yang terjadi pada dirinya.

Berani memutuskan dan mengambil sikap demi tujuan pendidikan yang among dan berdasarkan pada trilogi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara; Ing Ngarso sung Tulodho (di depan menjadi teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan) harus dimiliki oleh setiap tenaga pendidik guna menciptakan peserta didik yang berbudi pekerti, cerdas, serta mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi di era teknologi informasi ini. Dengan demikian, trilogi pendidikan tersebut hingga sekarang ini masih relevan dengan pendidikan di Indonesia.

Seperti itulah kiranya intuisi yang saya rasakan selama mengajar dengan penerapan Kurikulum Merdeka, semoga paparan “Guru Merdeka Sudah Pasti GILA” memberikan manfaat bagi para pembaca dan para guru se Indonesia terutama guru-guru di Sekolah Kasih Maitreya yang memiliki jiwa Antusias, Ramah dan Kasih serta tetap Bahagia, Gembira, Sukacita.

Saya akhiri dengan sebuah puisi yang saya persembahkan khusus untuk para guru hebat yang ada di Sekolah Kasih Maitreya.

GURUKU GILA

Karya : Maya fasindah, M.Pd.

Yah...sebutan itu memang pantas untukmu guruku....Gila

Kau gila karena sibuk memikirkan karakter kami

Kau gila karena memang terkadang tak perduli pada dirimu

Kau gila karena sibuk mencari, memperbaiki, dan menemukan bahan ajar yang menyenangkan

Yah....kau memang gila guruku

Kecintaanmu pada siswa tak menyurutkan langkahmu meskipun melewati titian “candu” kami pada canggihnya dunia

Kecintaanmu pada pendidikan tak menggetarkan jiwamu dan fikiranmu terus berputar demi mengubah karakter kami menjadi lebih baik

Kau gila.....gila....gila....guruku

Gila “ Gigih Inovatif Learn dan Accept.”

Kau begitu gigih memperjuangkan kami demi warna warni kehidupan

Kau sangat inovatif mencari, menggali, bahkan memanfaatkan bahan ajar demi tajamnya hunusan pedang kehidupan

Kau terus belajar, belajar dan belajar hingga akhir hayatmu demi masa depan kami yang gemilang

Kau selalu menerima dan terus menerima ribuan pertanyaan dari kami yang seperti kertas putih hingga banyak torehan tinta didalamnya

Guruku kau memang gila

Karena itu kau butuh obat yah....obat

Orang – orang hebat nantinya akan tercipta karena kegilaanmu yaitu kami...

Anak didikmu yang akan membuatmu bangga dan menegakkan wajah di mata dunia



JAYALAH NEGERIKU, BANGKITLAH INDONESIAKU

PULIH LEBIH CEPAT BANGKIT LEBIH KUAT

TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN

SEMANGAT MENYAMBUT HARI GURU NASIONAL TAHUN 2022

SALAM SATU KELUARGA

SALAM SEKOLAH SATU KELUARGA

@Sekolah Kasih Maitreya Selatpanjang

@SMK Kasih Maitreya

#HGN2022SKM















Back to Top